Menyelami
Kehidupan Pulau Garam Bersama Teman- teman FKMB
Oleh: Nikhayatus
s.*)
Minggu, 14 juli 2013. Pagi itu menunjukkan
pukul 06.00 saya bergegas menuju gerbang kampus menunggu teman teman dari IAIN
berjumlah 9 orang. Salah dua dari kami ternyata sampai lebih awal. Mereka berdua
mencari carteran len menuju kampus unair B, tidak begitu lama akhirnya mendapatkan sesuai yang
diinginkan. dengan ongkos Rp. 65.000,00 Tanpa basa basi kami pun segera
berangkat menuju tempat tujuan. Dan ternyata teman teman dari kampus lain sudah
menunggu dari 1 jam yang lalu.
Tak terasa len yang kami tumpangi
pun sampai di tempat yang kami tuju. Turun dari len suara yang pertama kali
saya ucapkan adalah permohonan maaf
untuk keterlambatan kami dan sekedar
berjabat tangan sambil menyebutkan nama sebagai tanda perkenalan kami yang belum pernah bertemu sebelumnya. Perjalanan
tidak cukup sampai disitu, dengan berbekal do’a dan harapan agar selamat sampai
tujuan dengan diselingi foto untuk dokumentasi kami segera
naik truk TNI yang telah disewa oleh teman teman dari unair, kami segera
berangkat menuju desa katol baat, bangkalan, Madura untuk melaksanakan kegiatan
bakti sosial yang dinamai “ BINA DESA”.
Dengan
melewati jembatan suramadu yang juga merupakan salah satu simbol FKMB, kami
menikmati perjalanan meskipun sebagian dari kami tertidur, menahan perut mules,
mabuk dll. dengan kondisi jalan terjal penuh andrenalin sangatlah menantang. tibalah
kami setengah perjalanan. Yang tidur biarlah tidur. Yang masih bertahan, kami
manfaatkan untuk menyaksikan pemandangan asri nampak alami dan jauh dari polusi
di setiap sudut perjalanan sambil menikmati guncangan truk kala melintasi
polisi tidur berkali kali.
Belum sampai lokasi, suasana dan
budaya penduduk madura telah terlihat, di sepanjang perjalanan tak sedikit dari
penduduk menyapa santun kami sebagai tanda kami diterima baik. Setelah 2jam dalam
penantian akhirnya kami tiba dilokasi baksos. kami segera bergegas menurunkan
barang barang bawaan yang tak sedikit, setelah itu sekedar beristirahat merebahkan
badan sampai waktu menunjukkan pukul 15.00. selanjutnya kami tidak dapat
bersantai lagi karena segudang kegiatan sudah
menunggu kami. Untuk jadwal
pertama kami yaitu pembukaan baksos yang dihadiri oleh pak kades desa katol
barat beserta tokoh masyarakat. Acara pembukaan bisa dikataan lancar akan
tetapi ada sedikit kendala karena agenda buka bersama penduduk tidak terlaksana
lantaran miss komunikasi dari teman sesama FKMB. Saya sebagai koord. Sia acara
merasa bersalah atas kejadian tersebut. dan berjanji untuk tidak terulang lagi.
Malam pertama saya dan teman teman melaksanakan
sholat tarawih bersama penduduk. merupakan pengalaman yang sangat menarik bagi
saya. hari hari permulaan saya maknai dengan hari adaptasi. Tak mudah memang
untuk melakukan penyesuaian di sebuah tempat yang belum pernah menginjakkan
kaki di tempat tersebut sebelumnya apalagi Madura terkenal dengan penduduk yang
menjunjung tinggi adat dan budaya serta berwatak keras. Pada awal pertama kali
mengalaminya, saya merasa kurang nyaman. Namun, itu hanya alasan
dan akan menghambat proses perjalanan yang menjadi sebuah cerita menarik nantinya. Ya, saya hanya butuh waktu untuk terbiasa
dengan keadaan dan kondisi di desa itu. Dalam jangka waktu 3 hari akhirnya masa
masa adaptasi pun terlewati. Saya bersama teman teman yang lain seakan mulai
menyatu baik dengan warga bahkan alam
disekitarnya.
Secara garis besar agenda harian
saya dan teman teman, pukul 30.30 sahur bersama. Hari pertama sahur saya
sedikit dicengangkan dengan sepiring nasi yang terlihat keras karena belum
matang, lauknya pun hanya mie instan, tahu dan tempe. Sebab kali pertama
menyiapkan menu sahur sebagian teman yang bertugas menyiapkan makanan sedikit kuwalahan
karena kompor gas yang digunakan memasak untuk 45 orang jumlahnya hanya 1
sehingga membutuhkan waktu yang lama. Nasi kurang matang pun menjadi menu
spesial untuk hari pertama baksos.berhubung semua itu dirasakan bersama-sama
membuat makanan seperti apapun terasa lezat.
pukul
08.00 adalah jadwal mengajar di SD, SMP dan SMA. Kebetulan saya dipercayai
untuk menjadi koord.mengajar SD. Hari pertama pun mengalami sedikit kendala
karena ketidak jelasan surat izin yang diberikan kepala sekolah. Hal Ini
dikarenakan kepala sekolah di SDN 2 katol barat selama ini mengalami sakit
sakitan. Hingga sampai hari H kami pun belum mengantongi izin mengajar di SD
tersebut. untuk itu hari pertama dengan harapan yang masih mengambang antara
jadi atau tidak jadi mengajar, saya bersama teman yang lain mendatangi gedung
sekolah yang berdiri dengan 6 ruang
kelas, satu ruang perpus , satu kantor guru yang terlihat sempit it, dan tampak
dari luar sebuah ruang kecil yang kotor tidak teratur, ternyata itu ruang UKS. Kamar mandi pun terlihat
digembok sehingga sebagian siswa laki-laki kencing dibelakang gedung sekolah.
Sekilas dengan menghela nafas, hati
saya berbicara meski tak ada yang mendengarkan. Seakan bebincang dalam sebuah
dialog. Bertanya tanpa tau siapa yang akan menjawab. Mengadu tanpa tau siapa
yang akan mendengarkan. Seperti ini kah
pendidikan di indonesia, sekolah yang seharusnya menjadi taman impian untuk
anak-anak bangsa dengan berjuta impian mereka. Sebuah tempat yang membuat anak
merasa nyaman dan betah ketika memasukinya. Sebuah tempat untuk siswa menerima
ilmu dengan tenang. Semua itu jauh dari yang dibayangakan.
Ketika menginjakkan kaki untuk
pertama kali nya di gedung itu, saya dan teman teman yang mendapati tugas
mengajar di SD disambut dengan senyum
anak-anak pulau garam itu, senyum yang begitu polos penuh impian. melihat
keceriaan mereka membuat kami semakin antusias untuk mengajar. Wajah wajah yang
begitu lepas dari beban menjadi pemandangan awal masuk sekolah. Setelah
berbicara panjang lebar dengan sekretaris sekolah, akhirnya kami diizinkan
untuk mengajar di SD tersebut. tak lama kemudian saya dan teman teman segera
memasuki kelas kelas yang sudah dibagi sebelumnya.
Kebetulan saya mendapati bagian
kelas 6. Orang orang menyebutnya kelas atas yang merupakan kelas tertinggi dari
kelas 1-5. Kelas yang di dalamnya berisi
murid murid dengan pemikiran yang sudah tinggi untuk tingkat sekolah dasar.
Saya tercengang dengan jumlah siswa
kelas 6 yang berjumlah mencapai 61 anak dengan menempati satu ruangan yang
tidak begitu luas. Hari pertama masuk skolah hampir setengah dari jumlah kelas
tidak masuk. Sehingga untuk duduk merka masih bisa berpasangan. Namun ketika
semua siswa masuk, mereka harus rela berdesakkan untuk berbagi tempat duduk
dimana satu tempat duduk untuk 3 orang.
Hari pertama saya bersama 2 teman
saya isi dengan perkenalan. dengan wajah malu malu karena belum mengenali kami.
perkenalan pun kami mulai satu per satu dari siswa yang duduk paling pojok, namun, berhubung waktu yang terbatas
dan jumlah murid yang begitu banyak kami memutuskan untuk dilanjutkan lain
kesempatan dan segera kami lanjutkan untuk motivasi, pembentukan struktur kelas
dan pembentukan jadwal piket kelas serta sedikit materi tentang puasa.
11.00
istirahat siang setelah tenaga terkuras, hingga pukul 15.00 adalah Jadwal mengajar TPA. berhubung anak anak tidak
ada yang berminat mengaji bersama kami karena beberapa faktor,salah satunya
jarak rumah yang jauh dan sebagian sudah
mengaji ditempat masing – masing , saya yang kebetulan ditunjuk sebagai koord,
sie acara sedikit kerepotan untuk menggati jadwal yang telah saya susun.
Setelah mendapat kesepakatan bersama
akhirnya masalah terpecahkan. pukul
17.30 buka puasa bersama peserta baksos dan dilanjutkan sholat magrib. Karena
masih dalam bulan penuh berkah, di bulan ramadhan ini saya berniat untuk tidak
melupakan lantunan ayat suci al-qur’an walaupun hanya satu ayat. Meskipun teman
teman sibuk dengan tugas nya masing masing saya dengan sebagian teman duduk di
sebuah karpet hijau di sebuah mushola milik pak lurah untuk mengaji sembari menunggu
waktu adzan isya’ tiba dan mengikuti sholat tarawih bersama warga.
Hari keempat bertepatan hari jum’at
agenda nya adalah seminar “orang tua dan anak soleh” dengan pemateri ibu indah
cahyani, dosen ilmu hukum dari UTM. Seminar ini deperuntukkan anak kelas 5 & 6 dan dihadiri oleh para
orang tua nya untuk mendapat pengarahan dari pemateri tentang bagaimana
mendidik anak menjadi sholeh sholihah yang berbakti kepada orang tuanya. Memang
kesadaran orang tua dalam mendidik anak di desa kato barat sangatlah kurang,
apalagi kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk anaknya. Lagi lagi jauh dari
yang dibayangan.
Acara seminar
dimulai pukul 07.00. Hati ini merasa malu ketika para orang tua datang sebelum
pukul 07.00 sedangkan kami yang telah mengundang mereka masih bersantai-santai
yang menyebabkan kami telat menuju lokasi. Ternyata mereka sangatlah tepat
waktu. Acara seminar sedikit terhambat
dengan keterbatasan bahasa indonesia yang dimiliki warga desa katol barat.
Hanya sebagian yang bisa memahaminya, sebagian lagi masih dalam tanda tanya.
Meskipun demikian acara berjalan lancar dan mendapat tanggapan baik dari para
orang tua murid.
Selama 8 hari berada di tengah
tengah masyarakat madura menjadi sebuah pengalaman yang mengasankan bagi saya.
merasakan hidu berdampingan langsung dengan penduduk Madura secara langsung.
bertemu dan saling mengenal mahasiswa dari kampus lain. Dengan sedikit Bergurau seakan akan mengilangkan segala
gejolak, keluh kesah selama menjalankan kegiatan selama baksos berlangsung.
meskipun tanggung jawab kami sangatlah banyak saat itu, dengan bermacam celoteh
dari teman teman membuat suasana semakin
ringan dan hangat penuh kebersamaan. Agenda-agenda rapat pun berjalan santai tapi
serius.
Tak terasa seiring berjalanya jarum
jam, berkat kerja keras dan kekompakan disertai komitmen teman teman FKMB satu
per satu jadwal/agenda yang kami rancang sebelumnya terlaksana. Berbagai
kekurangan, halangan tak jarang menghampiri kami. Namun,dengan kekuatan bersama
seakan tak ada yang tidak mudah. apa yang dilakukan FKMB sebagai niat mulia
timbal balik, atas kesadaran bahwa kami mahasiswa bidik misi dapat merasakan
perkuliahan karena uang rakyat. Dan kemana lagi bakti kita berikan kalau bukan untuk
rakyat. Semoga bermanfaat dan terus menjalin silaturrahmi antar teman, saudara
kita se- indonesia serta lebih produktif ke depannya. Amien !
Nikhayatus.s.(
anak seberang utara tanah magetan) 24 juli 2013
exsperiance? di cek di google translate nggak nemu artinya, mungkin yang kamu maksud experience :D
BalasHapusjudulnya kok ada 2, jadi bingung, "exsperiance" atau "Menyelami Kehidupan Pulau Garam Bersama Teman- teman FKMB"?
seru memang kumpul dengan kawan yang sebelumnya belum kenal, bisa menambah relasi juga pengalaman yang bisa jadi pada suatu saat menjadi tak terlupakan.
hehe ,,kan masih belajar menulis mas fikar.! iya apalagi dr berbagai universitas di surbaya. memang "amazing experience"
HapusTulisan yang bagus. Hanya saja kurang begitu teratur penempatan tanda bacanya. Terus menulis ya! Menulis adalah bukti nyata bahwa kita pernah ada. Salam literasi!
BalasHapusiya .masih tahap belajar kak ! nanti kedepanya bisa diperbaiki. makasih atas sarannya !
Hapus