This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

White My Honey

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kenangan Djaman Doeloe

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Experience in Djokja

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

My love

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 24 Oktober 2012

artikel

Akses Pendidikan Masih Tersumbat
Oleh: nikhayatus sholiakah*)
            Dalam kutipan KOMPAS, 21 desember 2011. Di era globalisasi ini menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa indonesia seiring merupakan negara sedang berkembang  yang sedang menata kehidupanya menuju tinggal landas kemajuan dari berbagai sektor, pada saat ini terjadi perubahan besar – besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. salah satunya pada sektor pendidikan yang memerlukan kemampuan dan bekal ilmu pengetahuan, teknologi yang tinggi pula.   Namun dengan segala perubahan tersebut tidak serta merta diikuti dengan kemajuan pendidikan yang merata. Contoh kecil di ibukota sebagian hak anak untuk mendapatkan pendidikan masih terabaikan.  Mereka harus bekerja mencari uang. Masih  banyak  kota – kota besar di indonesia yang mengalami nasib sama,  salah satunya adalah pekan baru, sebagai ibukota propinsi, terdapat  banyak anak yang tidak sekolah dan anak putus sekolah, tak tanggung – tanggung jumlahnya mencapai seribu lebih, tercatat 1.293 anak putus sekolah yang tersebar di seluruh kecamatan di pekan baru, hal ini membuktikan bahwa pemerintah masih kurang tanggap dalam pemerataan pendidikan .  Bagaimana  negara indonesia bisa mencetak generasi penerus yang  berkualitas, untuk mendapatkan  pendidikan saja sangat sulit.
            UUD republik indonesia no.20 tahun 2003 menetapkan bahwa “ setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu ” akan tetapi pernyataan itu hanya sebuah wacana yang harus dipertanyakan, sudahkah itu terwujud ? fakta yang  ada  sekarang ini sungguh tidak adil bagi anak – anak dikalangan bawah. Saat ini sangat nampak jelas perbedaan antara fasilitas yang diberikan pada anak – anak kalangan atas dengan anak – anak golongan bawah, mereka yang mampu membayar mahal dan sanggup memilih sekolah faforit yang berfasilitaskan lengkap mulai dari meja, kursi, layar proyektor, ruangan ber – AC semua fasilitas bagus dan mewah, berbeda dengan anak – anak kalangan bawah, mereka terpaksa banyak yang putus sekolah karena semakin mahalnya uang pendidikan. Karena kehidupan yang keras membuat mereka lebih memilih mencari uang untuk kebutuhan sehari – hari daripada  digunakan untuk bersekolah. Hal ini membuktikan bahwa masih terdapat adanya diskriminasi dalam pendidikan. Untuk saat ini UUD yang telah dibuat pemerintah seakan – akan sudah tidak berfungsi lagi.
            Hal ini yang jelas untuk membuktikan bahwa pendidikan di indonesia belum merata, masih banyak anak yang terancam masa depanya, mereka yang seharusanya menerima pengajaran untuk meningkatkan kualitas hidupnya harus menggantungkan cita – citanya di atap rumahnya. Untuk itu, pemerintah  berkewajiban untuk memenuhi  hak dan kewajiban masyarakat dalam bidang pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan pada UUD tahun 2003 dan yang tercantum dalam UUD 1945 yang mengamanatkan “ pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian, abadi, dan keadilan sosial ”. pemrintah harus lebih terbuka hatinya dalam mengemban  amanat yang di berikan rakyat dan menyelesaikannya dengan jalan terbaik.
*) mahasiswa bidikmisi jurusan PGMI fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Senin, 22 Oktober 2012

Ceritaku


Mengusir Kegalauan, Di Makam Sunan Ampel
Oleh: nikhayatus sholikah*)
            Minggu, 21 Oktober 2012, di pagi yang cerah dengan sedikit panas khas kota metropolitan surabaya, disaat itulah aku  di termenung menyaksikan segala apa yang dicipta NYA. Disaat itu pula q merasakan penat yang tak terkalahkan, fikiran yang sedikit mulai lengah tak terkendali, aku terus dan terus berfikir. Selama hidup di kota metropolitan aku menemukan banyak hal yang belum pernah ku jumpai sebelumnya.  Ketika terik matahari mulai mengeluarkan panasnya terlintas di benak ku untuk berziarah ke makam raden rahmat rahmatulloh yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel. bersama sahabat aku menyusuri jalur demi jalur kota surabaya dengan menggunakan angkutan kota  menikmati perjalanan yang sedikit melelahkan tapi hasilnya pun tak terlupakan.
Sambil menikmati perjalanan, aku bertemu dengan seorang anak perempuan sekitar umur 6 tahun bersama ibunya yang sedang melakukan perjalanan untuk mengemis di suatu tempat, tak sengaja aku mendengarkan perbincangan anak dan ibu pengemis itu,” ibu! Mataku kog gak sembuh sembuh ya “ kata si anak sambil mencoba menunjukan matanya yang bengkak si sebelah atas kelopak matanya, lantas sang ibu menjawab” jangan mengeluh nak, mata itu anugrah dari ALLAH ,kita harus bersyukur masih diberi mata olehnya, masih banyak teman kita yang kurang beruntung karena buta tidak bisa melihat, gimana kalau kamu gak punya mata, pasti nanti kamu gak bisa membaca dan gak bisa kuliah nantinya “ si anak pun menjawab dengan semangat” iya bu aku akan menjaga mata ini dengan baik, agar tetap bisa membaca dan bisa kuliah nanti “. Dari percakapan singkat tersebut, seorang pengemis yang hidupnya tak tentu arah dan tujuanya masih bisa bermimpi, mempunyai keinginan untuk kuliah untuk menggapai cita citanya. Di saat itu aku termenung, bagaimana jika posisi anak itu tergantikan olehku.  Masihkan aku bisa bermimipi.
 Tanpa terasa angkutan kota membawaku semakin jauh dari kampus menuju makam sunan ampel, tak lama kemudian aku menemukan seorang anak kecil di tengah-tengah trotoar dengan membawa tas kecil bersama setumpuk koran diatas tangan tanpa alas kaki, dengan wajahnya yang kusam dan sedikit hitam karena terlalu sering terkena sengatan sinar matahari si anak mengeluarkan sepatah dua kata untuk menawarkan kepada para pengendara yang berhenti di lampu merah dan kebetulan angkutan yang aku tumpangi berhenti dan si anak menyodorkan koran nya padaku, aku mencoba coba bertanya pada si anak “ untuk apa kamu menjual koran ini ?., “untuk jajan sekolah mbak “ jawab si anak emang kamu kelas berapa?” tanyaku lagi. “Kelas 3” .cita-cita mu apa “ tak ragu ragu si anak menjawab “ ingin menjadi dokter ”. lagi-lagi aku kembali termenung, jika posisi anak itu tergantikan oleh ku, apakah aku juga masih punya mimpi?. Anak tersebut merelakan kakinya lecet untk menjual koran hanya untuk uang jajan agar bisa mencapai impianya menjadi dokter.
Tak terasa perjalanan ku telah sampai di depan gerbang masuk menuju makam Sunan Ampel, hawa sejuk sudah mulai mengitari tempat disekeliling, memang di kawasan ini memiliki udara yang sejuk di tengah tengah terik panasnya kota surabaya. Aku langsung menuju tempat wudlu untuk mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat berjamaah karena kebetulan setibanya  di makam adzan dhuhur telah berkumandang. dengan aura sejuk di tambah energi positif dari masjid tertua di indonesia ini aku bertafakur, menyerahkan segala beban yang ada, menghilangkan semua kegalauan yang sempat menhampiriku ,hingga aku benar benar merasa tentram, penuh kedamaian dan ketenangan, merasakan indahnya hidup tanpa beban, seperti hanya ada aku dan sang maha khaliq. Di makam ini memiliki keistimewaan tersendiri yang dapat dijadikan  tempat pengusir kegalauan dan penentram hati. dengan berziarah ke makam para wali, kita menjadi selalu ingat bahwa kita kelak juga akan mati karena pada hakikatnya kita hidup,  menunggu giliran untuk mati sehingga menjadikan kita untuk tetap dan terus mengingat ALLAH SWT. Semoga siapapun yang mempunyai impian bisa terwujudkan ! amien.
*) mahasiswa bidik misi jurusan PGMI fakultas tarbiyah IAIN sunan ampel surabaya.

Kamis, 18 Oktober 2012

cerpen

Diary kusam
Oleh: nikhayatus sholikah *)
             Pagi yang cerah, seperti biasa sebelum pukul 04.00 aku harus membantu ibuku menyiapkan barang daganganya untuk dijual di pasar. setelah ibu berangkat giliran aku mempersiapkan diri untuk bergegas berangkat sekolah lebih tepatnya jam 06;15 dengan sepedah buntut ku yang selalu menemani ku menuju jalan raya yang berjarak 2 km untuk menunggu bus yang mengantarkan ku menuju sekolah dimana aku menuntut ilmu, kurang lebih 30 menit. Itupun jika bus yang aku tumpangi berjalan cepat. hingga tepat pukul 7.00 bel masuk berbunyi. karena jarak yang lumayan jauh tidak ada kendaraan lain selain menggunakan jasa transportasi bus. Dengan jarak yang tidak dekat tersebut, sebelum aku masuk kelas aku sering menghafal surat pendek al-qur’an, bukan karena aku rajin tapi memang itu hukuman bagi siswa yang telat masuk kelas.
Dulu Aku anak kelas XII unggulan di aliyah. pada awalnya orang tuaku tidak setuju untuk masuk unggulan karena biaya 2x lipat dari kelas regular, karena ekonomi keluargaku yang pas2an. dengan tekatku yang tak setengah2 aku bekerja keras membantu ibuku berdagang , dan pada akhirnya aku diijinkan untuk masuk kelas unggulan. Aku tidak boleh menyia2kan kesempatan itu,hingga ku ingin membuktikan kepada orang tuaku untuk memberikan yang terbaik. Waktu itu bulan maret dimana waktu yang sangat sibuk bagiku untuk mempersiapkan ujian akhir yang sudah di ambang pintu. dalam keseharianku selalu ditemani buku-buku dan soal –soal try out yang melelahkan pikiran tapi tidak mengurangi semangat belajarku karena aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku yang bekerja keras untuk membiayai aku sekolah.
            Ketika bel istirahat nampak bu ragil, guru BK di kelasku sedang sibuk membuka lembaran lembaran yang dibawanya, kami pun dipanggil untuk membantunya  merapikan lembaran – lembaran yang ternyata berisi brosur brosur dari berbagai perguruan tinggi. Aku iseng membaca baca brosur tersebut. terlintas Di benaku rasanya tidak mungkin untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena aku tau pasti orang tuaku tidak setuju. Setelah selesai merapikan aku bersama teman temanku sekelas pergi ke kantin untuk sekedar membeli es atau makanan ringan.
            Sudah banyak siswa siswa yang merencanakan kelanjutan study nya. Mereka sangat antusias untuk memilah milah perguruan tinggi yang mereka idam idamkan. Akupun hanya bisa memendamya dalam hati. Aku merasa iri pada mereka. merasa pesimis bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Setelah pulang sekolah aku membersihkan diri dan kemudian ikut membantu  ibu menyirami sayur sayuran yang nantinya akan di petik untuk dijual di pasar bersama dagangan lainya. Meskipun untung yang dikumpulkan ibu tak sebesar yang aku bayangkan tapi ibuku tetap berjuang untuk membiayai ku sekolah. “ gimana pelajaran di sekolah nak?” tanya ibu. Sekilas aku lanngsung menjawab “ alhamdulilah lancar bu”. Tanpa ku sangka, Lanjut ibu “ syukurlah, mungkin hanya bisa sampai sini  ibu menghantarkan pendidikan mu nak, ibu sudah tidak kuat lagi membiayai, kalaupun bisa, itupun kita terpaksa tidak makan hanya untuk membiayai pendidikan, kakak mu dulu kulyah di biayai oleh orang lain dengan menjadi pembantu di rumahnya, ibu harap kamu harus mangerti” dengan rasa kecewa yang aku sembunyikan aku diam tanpa kata, aku hanya bisa menyimpanya dalam hati, setelah pulang dari sawah aku langsung munuju kamar kecil ku yang menjadi tempat yang paling nyaman bagiku diwaktu sedih maupun senang. dalam kamar, aku menangis mengeluarkan air mata kekecewaan, mengeluarkan semua yang mungkin menjadi jalan takdirku.
            Waktu terus bergulir, Tuhan membuktikan rasa sayangya kepadaku dengan memberi ku sidikit cobaan, seiring poros bumi berputar di saat saat aku diharuskan fokus untuk menghadapi ujian bapaku jatuh sakit, hari harinya dilalui dengan batuk yang tiada henti. dengan surat yang di berikan, dokter memberitahukan bahwa terdapat penyakit di tenggorokan bapak,jika tidak cepat dioperasi akan membahayakan  kesehatan bapak operasi itu tentunya membutuhkan biaya tidak sedikit. Mendengar berita itu serentak hatiku bimbang, aku tenggelam dalam kegundahan, di saat itu pula aku membutuhkan sejumlah uang untuk melunasi administrasi sebagai syarat mengikuti ujian. berat rasanya untuk memilih, tapi aku tidak mementingkan egoku. sudah terfikir di benak ku untuk keluar sekolah, bagaimanapun juga tanpa bapak aku tidak bisa menghirup udara di dunia ini. Aku sengaja diam tanpa memberi tahukan ibuku, dengan terus berdoa, mengadu tiada henti kepada yang maha khaliq tak pernah lupa aku memohon petunjuk kapada NYA.
            Seperti biasa bel istirahat berbunyi, di dalam kelas yang ramai q membaca – baca buku pelajaran sedangkan teman teman yang lain pergi ke kantin.” Kamu di panggil bu ragil (guru BK) di ruangan nya” ucap neti salah satu teman dari kelas lain. Aku sudah menduga dan pasrah karena belum bayar administrasi, segera aku masuk ruang BK, “ apa ibu memanggil saya?” tanya ku. “iya, duduklah, langsung saja. selama ini saya amati kamu selalu mengalami perkembangan dalam pelajaran, dan dari guru guru akutansi mengutusku untuk menyeleksi siswa untuk mewakili olimpiade akutansi se-jawa timur dan kamu salah satunya” .entah apapun alasanya aku di panggil di ruang BK aku sedikit bernafas seperti terlepas dari seorang rentener mematikan. seleksi demi seleksi aku dapat menyelesaikannya dan atas kerja keras ku akhirnya aku salah satu dari 2 orang yang terpilih setelah menyingkirkan puluhan siswa lainya, setelah persiapan yang tidak begitu lama kami berangkat olimpiade dengan di antar oleh 2 guru pembimbing, setelah soal terselesaikan tiba saatnya pengumuman, tanpa disangka namaku disebut dalam peringkat tiga besar olimpiada akutansi se jawa timur.
            Hingga Hari berganti hari, tak terasa menginjak awal mei. siap tidak siap siswa kelas tiga SMA seluruh indonesia di hadapkan pada lembaran soal UAS yang mengantarkan pada berhasil atau tidaknya siswa dalam menempuh pelajaran selama tiga tahun yang hanya ditempuh 3-4hari. Dengan penuh ikhtiar, aku mengikuti UAS dengan tenang. karena pasca olimpiade tersebut berita menyebar sampai ke telinga pak wahib dan atas informasi dari guru bu ragil, pak wahib memutuskan untuk tetap mengikuti UAS dengan biaya ditanggung beliau, seorang kepala sekolah dermawan yang sangat menyukai orang berprestasi. Hingga pada pengumuman akhir, aku peringkat 2 kumulatif. Kabar gembira untuk kedua orang tua ku, ini semua tak lepas dari bantuan pak wahib,namun, bukan itu yang membuatku linangan air mata kebahagian, syukur tak hingga pada robbil izati! keajaiban datang dari sepucuk surat dari rumah sakit , bahwa ternyata tes penyakit bapak keliru dengan tes orang lain, yang sebenarnya batuk bapak hanya batuk biasa hanya butuh pengobatan secara rutin. Serentak aku sujud syukur dengan air mata yang terus memaksa untuk keluar,dan pada saat itu lah aku sangat yakin Tuhan tidak tidur dan Tuhan selau mendengar.
*)mahasiswa bidik misi jurusan PGMI, fakultas tarbiyah IAIN sunan ampel surabaya.

Rabu, 17 Oktober 2012

Puisi-Puisiku

Hening Tahajud
Oleh: Nihayatus Sholikhah*)
Dalam gelapnya sebuah malam
Angin bak awan sejuk menusuk jiwa
Suara tampak membisu menghiasi malam penuh mulya
Terdengar dzikiran pohon pohon di sekeliling
Gemercik air menemani badan menghadap sang khaliq
Di saat yang lain tenggelam dalam keheningan
Di saat itulah jari jari melambai lemah gemulai
Gerakan penuh hati hati
Menyerahkan segala yang tidak dimiliki
Gemetar hati ini menyaksikan  yang DIA titipkan
Ku pasrahkan kepada mu wahai pencipta siang dan malam
Sang Pengobat Hati
Wahai kekasih ku, pujaan hati ku..
Langkah mu tak terbatas
Kelapangan mu tak ter ukur dengan ukuran
Kelembutan kasih sayang mu tak ter hingga
Pengorbanan mu pun tak terhitung
Wahai bidadari ku sepanjang waktu...
Penawar racun dalam hati
Engkau kekasih di dalam qalbu ini
Engkau  pujaan dalam denyut nadi ini
Aku rindu sang pengobat hati
Bundaku cantik...
*) Mahasiswa Bidik Misi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI/III), Fakultas Tarbiyah

berita

-->
Mengukir kekompakan dalam osjur
By: nikhayatus sholikah*)
            Hari jum’at sore 12 oktober 2012 tepatnya, mahasiswa baru iain sunan ampel surabaya jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) dengan penuh semangat dan antusias berbondong bondong menuju halaman kampus di sekitar gedung B fakultas tarbiyah. Dengan segala persiapan, mereka berkumpul satu sama lain menunggu pengarahan dari kakak kakak panitia yang sebelumnya telah mempersiapkan kegiatan osmajur(orientasi mahasiwa jurusan) yang di laksanakan di tretes tepatnya di hotel bahtera. Kegiatan tersebut sudah direncanakan jauh hari sebelumnya yang dikoordinir oleh himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) PGMI. Kegiatan osmajur PGMI dilaksanakan selama dua hari dua malam, disaat itulah mahasiswa baru digodok agar menjadi menjadi mahasiswa yang benar benar sesuai dengan jurusanya yaitu menjadi seorang pendidik yang kelak dapat ikut serta mecerdaskan anak bangsa. Sekitar Pukul 18.30 malam para mahasiswa baru sebanyak 107 dengan panitia yang berjumlah 51 orang dengan menggunakan bison berjumlah 8 tiba di lokasi kegiatan, setelah sampai lokasi para mahasiswa baru dipersilahkan untuk beristirahat sekedar menghilangkan capek dalam kendaraan, serta melaksanakan sholat magrib. Tapat Pukul 20.00 opening ceremony dimulai yang dilanjutkan dengan materi yang dimentori langsung oleh salah  satu dosen PGMI sendiri dan dikahiri dengan  istirahat. Hari pertama, menjelang pagi hari para mahasiswa diajak untuk olah raga bersama menikmati indahnya matahari pagi, setelah selasai dilanjutkan  dengan ishoma, hingga diisi dengan materi yang juga dimentori langsung  oleh dosen jurusan PGMI, setelah itu pukul 15.30 diisi dengan pengenalan HMJ ( himpunan mahasiswa jurusan) dengan tujuan agar para mahasiswa mengenal apa itu HMJ,bagaimana kerja HMJ, dll. Melalui  pengenalan ini diharapkan para mahasiswa baru mengerti serta tanggap dan bahkan kelak  ikut serta berperan aktif dalam membangun HMJ ke depan menjadi lebih baik dan maju. malam kedua acara diisi dengan closing ceremony yang dihadiri oleh gubernur fakultas tarbiyah beserta jajaranya. Setelah acara closing ceremony selesai dilanjtukan dengan malam inagurasi dengan menyalakan api unggun di lapangan yang berada dibelakang hotel, mahasiswa yang sudah dibagi kelompok, masing masing wajib menampilkan pensi. Ketika api mulai dinyalakan bersama sama berdoa atas kebersamaan dilanjutkan pertunjukan dari mahasiswa baru yang sangat spektakuler, begitu juga dengan OS dan CS yang tak mau kalah dengan para peserta, yang juga dihadiri rekan  HMJ dari UIN malang dari sini dapat terlihat kebersamaan, bercanda, tertawa, bernyanyi bersama yang menjadikan warga PGMI semakin solid. Hari kedua diisi dengan outbond, dalam outband ini uniknya ada sepuluh permainan yang dilakukan secara serentak dengan cara setiap kelompok melakukan permainan secara bergilir dalam waktu 10 menit sehingga untuk menyelesaikan 10 permainan tidak membutuhkan waktu sehari penuh, dalam outbond ini dari kelompok yang sudah dibentuk diacak kembali menjadi kelompok baru, hal ini bertujuan agar para mahasiswa baru tidak hanya berinteraksi dengan teman dalam satu kelasnya saja ,tetapi juga dengan semua teman yang ada tanpa pandang bulu. Dalam permainan ini tidak hanya sekedar permainan biasa, namun mengajarkan bagaimana menjaga kekompakan,kekuatan, ketepatan waktu, belajar bermain logika, bagaimana bekerja sama dalam menyelasaikan masalah dll. Dengan adanya kegiatan osmajur ini, dari mahasiswa baru yang belum kenal menjadi kenal antar kelas satu dengan kelas lainya, dari osmajur juga, telah tertanam kekompakan, kekompakan panitian OC maupun CS dalam bahu membahu untuk lancarnya kegiatan, kekompakan para mahasiswa baru dalam mengikuti osmajur yang dengan harapan tidak hanya berhenti disini tetapi terus berproses dan berbenah diri menjadi mahasiswa calon pendidik yang siap mengabdi berguna bagi bumi pertiwi . semoga!
17,oktober, 2012)