Dalam kutipan KOMPAS, 21 desember
2011. Di era globalisasi ini menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga
bangsa indonesia seiring merupakan negara sedang berkembangyang sedang menata kehidupanya menuju tinggal
landas kemajuan dari berbagai sektor, pada saat ini terjadi perubahan besar –
besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. salah
satunya pada sektor pendidikan yang memerlukan kemampuan dan bekal ilmu
pengetahuan, teknologi yang tinggi pula.Namun dengan segala perubahan tersebut tidak serta merta diikuti dengan
kemajuan pendidikan yang merata. Contoh kecil di ibukota sebagian hak anak
untuk mendapatkan pendidikan masih terabaikan. Mereka harus bekerja mencari uang. Masihbanyak kota – kota besar di indonesia yang mengalami
nasib sama, salah satunya adalah pekan
baru, sebagai ibukota propinsi, terdapat banyak anak yang tidak sekolah dan anak putus
sekolah, tak tanggung – tanggung jumlahnya mencapai seribu lebih, tercatat
1.293 anak putus sekolah yang tersebar di seluruh kecamatan di pekan baru, hal
ini membuktikan bahwa pemerintah masih kurang tanggap dalam pemerataan
pendidikan . Bagaimananegara indonesia bisa mencetak generasi
penerus yangberkualitas, untuk mendapatkan
pendidikan saja sangat sulit.
UUD republik indonesia no.20 tahun
2003 menetapkan bahwa “ setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu ” akan tetapi pernyataan itu hanya sebuah
wacana yang harus dipertanyakan, sudahkah itu terwujud ? fakta yangada sekarang ini sungguh tidak adil bagi anak –
anak dikalangan bawah. Saat ini sangat nampak jelas perbedaan antara fasilitas
yang diberikan pada anak – anak kalangan atas dengan anak – anak golongan
bawah, mereka yang mampu membayar mahal dan sanggup memilih sekolah faforit
yang berfasilitaskan lengkap mulai dari meja, kursi, layar proyektor, ruangan
ber – AC semua fasilitas bagus dan mewah, berbeda dengan anak – anak kalangan
bawah, mereka terpaksa banyak yang putus sekolah karena semakin mahalnya uang
pendidikan. Karena kehidupan yang keras membuat mereka lebih memilih mencari
uang untuk kebutuhan sehari – hari daripada digunakan untuk bersekolah. Hal ini
membuktikan bahwa masih terdapat adanya diskriminasi dalam pendidikan. Untuk
saat ini UUD yang telah dibuat pemerintah seakan – akan sudah tidak berfungsi
lagi.
Hal ini yang jelas untuk membuktikan
bahwa pendidikan di indonesia belum merata, masih banyak anak yang terancam
masa depanya, mereka yang seharusanya menerima pengajaran untuk meningkatkan
kualitas hidupnya harus menggantungkan cita – citanya di atap rumahnya. Untuk
itu, pemerintahberkewajiban untuk
memenuhi hak dan kewajiban masyarakat
dalam bidang pendidikan sebagaimana yang telah ditetapkan pada UUD tahun 2003
dan yang tercantum dalam UUD 1945 yang mengamanatkan “ pemerintah negara
indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan,
perdamaian, abadi, dan keadilan sosial ”. pemrintah harus lebih terbuka
hatinya dalam mengemban amanat yang di
berikan rakyat dan menyelesaikannya dengan jalan terbaik.
Minggu, 21 Oktober
2012, di pagi yang cerah dengan sedikit panas khas kota metropolitan surabaya,
disaat itulah akudi termenung
menyaksikan segala apa yang dicipta NYA. Disaat itu pula q merasakan penat yang
tak terkalahkan, fikiran yang sedikit mulai lengah tak terkendali, aku terus
dan terus berfikir. Selama hidup di kota metropolitan aku menemukan banyak hal
yang belum pernah ku jumpai sebelumnya.Ketika terik matahari mulai mengeluarkan panasnya terlintas di benak ku
untuk berziarah ke makam raden rahmat rahmatulloh yang lebih dikenal dengan
Sunan Ampel. bersama sahabat aku menyusuri jalur demi jalur kota surabaya
dengan menggunakan angkutan kotamenikmati
perjalanan yang sedikit melelahkan tapi hasilnya pun tak terlupakan.
Sambil menikmati perjalanan, aku bertemu dengan seorang anak
perempuan sekitar umur 6 tahun bersama ibunya yang sedang melakukan perjalanan
untuk mengemis di suatu tempat, tak sengaja aku mendengarkan perbincangan anak
dan ibu pengemis itu,” ibu! Mataku kog gak sembuh sembuh ya “ kata si anak
sambil mencoba menunjukan matanya yang bengkak si sebelah atas kelopak matanya,
lantas sang ibu menjawab” jangan mengeluh nak, mata itu anugrah dari ALLAH
,kita harus bersyukur masih diberi mata olehnya, masih banyak teman kita yang
kurang beruntung karena buta tidak bisa melihat, gimana kalau kamu gak punya
mata, pasti nanti kamu gak bisa membaca dan gak bisa kuliah nantinya “ si anak
pun menjawab dengan semangat” iya bu aku akan menjaga mata ini dengan baik,
agar tetap bisa membaca dan bisa kuliah nanti “. Dari percakapan singkat tersebut,
seorang pengemis yang hidupnya tak tentu arah dan tujuanya masih bisa bermimpi,
mempunyai keinginan untuk kuliah untuk menggapai cita citanya. Di saat itu aku
termenung, bagaimana jika posisi anak itu tergantikan olehku.Masihkan aku bisa bermimipi.
Tanpa terasa angkutan kota
membawaku semakin jauh dari kampus menuju makam sunan ampel, tak lama kemudian
aku menemukan seorang anak kecil di tengah-tengah trotoar dengan membawa tas
kecil bersama setumpuk koran diatas tangan tanpa alas kaki, dengan wajahnya
yang kusam dan sedikit hitam karena terlalu sering terkena sengatan sinar
matahari si anak mengeluarkan sepatah dua kata untuk menawarkan kepada para
pengendara yang berhenti di lampu merah dan kebetulan angkutan yang aku
tumpangi berhenti dan si anak menyodorkan koran nya padaku, aku mencoba coba
bertanya pada si anak “ untuk apa kamu menjual koran ini ?., “untuk jajan
sekolah mbak “ jawab si anak emang kamu kelas berapa?” tanyaku lagi. “Kelas 3”
.cita-cita mu apa “ tak ragu ragu si anak menjawab “ ingin menjadi dokter ”.
lagi-lagi aku kembali termenung, jika posisi anak itu tergantikan oleh ku,
apakah aku juga masih punya mimpi?. Anak tersebut merelakan kakinya lecet untk
menjual koran hanya untuk uang jajan agar bisa mencapai impianya menjadi
dokter.
Tak terasa perjalanan ku telah sampai di depan gerbang masuk menuju
makam Sunan Ampel, hawa sejuk sudah mulai mengitari tempat disekeliling, memang
di kawasan ini memiliki udara yang sejuk di tengah tengah terik panasnya kota
surabaya. Aku langsung menuju tempat wudlu untuk mengambil air wudlu untuk
melaksanakan sholat berjamaah karena kebetulan setibanya di makam adzan dhuhur telah berkumandang.
dengan aura sejuk di tambah energi positif dari masjid tertua di indonesia ini
aku bertafakur, menyerahkan segala beban yang ada, menghilangkan semua
kegalauan yang sempat menhampiriku ,hingga aku benar benar merasa tentram,
penuh kedamaian dan ketenangan, merasakan indahnya hidup tanpa beban, seperti
hanya ada aku dan sang maha khaliq. Di makam ini memiliki keistimewaan tersendiri
yang dapat dijadikan tempat pengusir
kegalauan dan penentram hati. dengan berziarah ke makam para wali, kita menjadi
selalu ingat bahwa kita kelak juga akan mati karena pada hakikatnya kita
hidup,menunggu giliran untuk mati
sehingga menjadikan kita untuk tetap dan terus mengingat ALLAH SWT. Semoga
siapapun yang mempunyai impian bisa terwujudkan ! amien.
*) mahasiswa bidik misi jurusan PGMI fakultas tarbiyah IAIN sunan
ampel surabaya.
Pagi yang cerah, seperti biasa sebelum pukul 04.00
aku harus membantu ibuku menyiapkan barang daganganya untuk dijual di pasar.
setelah ibu berangkat giliran aku mempersiapkan diri untuk bergegas berangkat
sekolah lebih tepatnya jam 06;15 dengan sepedah buntut ku yang selalu menemani
ku menuju jalan raya yang berjarak 2 km untuk menunggu bus yang mengantarkan ku
menuju sekolah dimana aku menuntut ilmu, kurang lebih 30 menit. Itupun jika bus
yang aku tumpangi berjalan cepat. hingga tepat pukul 7.00 bel masuk berbunyi.
karena jarak yang lumayan jauh tidak ada kendaraan lain selain menggunakan jasa
transportasi bus. Dengan jarak yang tidak dekat tersebut, sebelum aku masuk
kelas aku sering menghafal surat pendek al-qur’an, bukan karena aku rajin tapi
memang itu hukuman bagi siswa yang telat masuk kelas.
Dulu Aku anak kelas XII unggulan di aliyah. pada awalnya orang
tuaku tidak setuju untuk masuk unggulan karena biaya 2x lipat dari kelas
regular, karena ekonomi keluargaku yang pas2an. dengan tekatku yang tak
setengah2 aku bekerja keras membantu ibuku berdagang , dan pada akhirnya aku
diijinkan untuk masuk kelas unggulan. Aku tidak boleh menyia2kan kesempatan
itu,hingga ku ingin membuktikan kepada orang tuaku untuk memberikan yang
terbaik. Waktu itu bulan maret dimana waktu yang sangat sibuk bagiku untuk
mempersiapkan ujian akhir yang sudah di ambang pintu. dalam keseharianku selalu
ditemani buku-buku dan soal –soal try out yang melelahkan pikiran tapi tidak
mengurangi semangat belajarku karena aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku
yang bekerja keras untuk membiayai aku sekolah.
Ketika bel
istirahat nampak bu ragil, guru BK di kelasku sedang sibuk membuka lembaran
lembaran yang dibawanya, kami pun dipanggil untuk membantunya merapikan lembaran – lembaran yang ternyata
berisi brosur brosur dari berbagai perguruan tinggi. Aku iseng membaca baca
brosur tersebut. terlintas Di benaku rasanya tidak mungkin untuk bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi karena aku tau pasti orang tuaku tidak setuju. Setelah
selesai merapikan aku bersama teman temanku sekelas pergi ke kantin untuk
sekedar membeli es atau makanan ringan.
Sudah banyak siswa
siswa yang merencanakan kelanjutan study nya. Mereka sangat antusias untuk
memilah milah perguruan tinggi yang mereka idam idamkan. Akupun hanya bisa
memendamya dalam hati. Aku merasa iri pada mereka. merasa pesimis bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi. Setelah pulang sekolah aku membersihkan diri
dan kemudian ikut membantu ibu menyirami
sayur sayuran yang nantinya akan di petik untuk dijual di pasar bersama
dagangan lainya. Meskipun untung yang dikumpulkan ibu tak sebesar yang aku
bayangkan tapi ibuku tetap berjuang untuk membiayai ku sekolah. “ gimana
pelajaran di sekolah nak?” tanya ibu. Sekilas aku lanngsung menjawab “ alhamdulilah
lancar bu”. Tanpa ku sangka, Lanjut ibu “ syukurlah, mungkin hanya bisa sampai
sini ibu menghantarkan pendidikan mu
nak, ibu sudah tidak kuat lagi membiayai, kalaupun bisa, itupun kita terpaksa
tidak makan hanya untuk membiayai pendidikan, kakak mu dulu kulyah di biayai
oleh orang lain dengan menjadi pembantu di rumahnya, ibu harap kamu harus
mangerti” dengan rasa kecewa yang aku sembunyikan aku diam tanpa kata, aku
hanya bisa menyimpanya dalam hati, setelah pulang dari sawah aku langsung
munuju kamar kecil ku yang menjadi tempat yang paling nyaman bagiku diwaktu
sedih maupun senang. dalam kamar, aku menangis mengeluarkan air mata
kekecewaan, mengeluarkan semua yang mungkin menjadi jalan takdirku.
Waktu terus
bergulir, Tuhan membuktikan rasa sayangya kepadaku dengan memberi ku sidikit
cobaan, seiring poros bumi berputar di saat saat aku diharuskan fokus untuk
menghadapi ujian bapaku jatuh sakit, hari harinya dilalui dengan batuk yang
tiada henti. dengan surat yang di berikan, dokter memberitahukan bahwa terdapat
penyakit di tenggorokan bapak,jika tidak cepat dioperasi akan membahayakankesehatan bapak operasi itu tentunya
membutuhkan biaya tidak sedikit. Mendengar berita itu serentak hatiku bimbang,
aku tenggelam dalam kegundahan, di saat itu pula aku membutuhkan sejumlah uang
untuk melunasi administrasi sebagai syarat mengikuti ujian. berat rasanya untuk
memilih, tapi aku tidak mementingkan egoku. sudah terfikir di benak ku untuk
keluar sekolah, bagaimanapun juga tanpa bapak aku tidak bisa menghirup udara di
dunia ini. Aku sengaja diam tanpa memberi tahukan ibuku, dengan terus berdoa,
mengadu tiada henti kepada yang maha khaliq tak pernah lupa aku memohon
petunjuk kapada NYA.
Seperti biasa bel
istirahat berbunyi, di dalam kelas yang ramai q membaca – baca buku pelajaran
sedangkan teman teman yang lain pergi ke kantin.” Kamu di panggil bu ragil
(guru BK) di ruangan nya” ucap neti salah satu teman dari kelas lain. Aku sudah
menduga dan pasrah karena belum bayar administrasi, segera aku masuk ruang BK,
“ apa ibu memanggil saya?” tanya ku. “iya, duduklah, langsung saja. selama ini saya
amati kamu selalu mengalami perkembangan dalam pelajaran, dan dari guru guru
akutansi mengutusku untuk menyeleksi siswa untuk mewakili olimpiade akutansi
se-jawa timur dan kamu salah satunya” .entah apapun alasanya aku di panggil di
ruang BK aku sedikit bernafas seperti terlepas dari seorang rentener mematikan.
seleksi demi seleksi aku dapat menyelesaikannya dan atas kerja keras ku
akhirnya aku salah satu dari 2 orang yang terpilih setelah menyingkirkan
puluhan siswa lainya, setelah persiapan yang tidak begitu lama kami berangkat
olimpiade dengan di antar oleh 2 guru pembimbing, setelah soal terselesaikan
tiba saatnya pengumuman, tanpa disangka namaku disebut dalam peringkat tiga
besar olimpiada akutansi se jawa timur.
Hingga Hari
berganti hari, tak terasa menginjak awal mei. siap tidak siap siswa kelas tiga
SMA seluruh indonesia di hadapkan pada lembaran soal UAS yang mengantarkan pada
berhasil atau tidaknya siswa dalam menempuh pelajaran selama tiga tahun yang
hanya ditempuh 3-4hari. Dengan penuh ikhtiar, aku mengikuti UAS dengan tenang.
karena pasca olimpiade tersebut berita menyebar sampai ke telinga pak wahib dan
atas informasi dari guru bu ragil, pak wahib memutuskan untuk tetap mengikuti
UAS dengan biaya ditanggung beliau, seorang kepala sekolah dermawan yang sangat
menyukai orang berprestasi. Hingga pada pengumuman akhir, aku peringkat 2
kumulatif. Kabar gembira untuk kedua orang tua ku, ini semua tak lepas dari
bantuan pak wahib,namun, bukan itu yang membuatku linangan air mata kebahagian,
syukur tak hingga pada robbil izati! keajaiban datang dari sepucuk surat dari rumah
sakit , bahwa ternyata tes penyakit bapak keliru dengan tes orang lain, yang
sebenarnya batuk bapak hanya batuk biasa hanya butuh pengobatan secara rutin.
Serentak aku sujud syukur dengan air mata yang terus memaksa untuk keluar,dan
pada saat itu lah aku sangat yakin Tuhan tidak tidur dan Tuhan selau mendengar.
*)mahasiswa bidik misi jurusan PGMI, fakultas tarbiyah IAIN
sunan ampel surabaya.
Hari jum’at sore 12 oktober 2012
tepatnya, mahasiswa baru iain sunan ampel surabaya jurusan pendidikan guru
madrasah ibtidaiyah (PGMI) dengan penuh semangat dan antusias berbondong
bondong menuju halaman kampus di sekitar gedung B fakultas tarbiyah. Dengan
segala persiapan, mereka berkumpul satu sama lain menunggu pengarahan dari
kakak kakak panitia yang sebelumnya telah mempersiapkan kegiatan
osmajur(orientasi mahasiwa jurusan) yang di laksanakan di tretes tepatnya di
hotel bahtera. Kegiatan tersebut sudah direncanakan jauh hari sebelumnya yang
dikoordinir oleh himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) PGMI. Kegiatan osmajur PGMI
dilaksanakan selama dua hari dua malam, disaat itulah mahasiswa baru digodok
agar menjadi menjadi mahasiswa yang benar benar sesuai dengan jurusanya yaitu
menjadi seorang pendidik yang kelak dapat ikut serta mecerdaskan anak bangsa.
Sekitar Pukul 18.30 malam para mahasiswa baru sebanyak 107 dengan panitia yang
berjumlah 51 orang dengan menggunakan bison berjumlah 8 tiba di lokasi
kegiatan, setelah sampai lokasi para mahasiswa baru dipersilahkan untuk
beristirahat sekedar menghilangkan capek dalam kendaraan, serta melaksanakan
sholat magrib. Tapat Pukul 20.00 opening ceremony dimulai yang dilanjutkan
dengan materi yang dimentori langsung oleh salah satu dosen PGMI sendiri dan dikahiri dengan istirahat. Hari pertama, menjelang pagi hari
para mahasiswa diajak untuk olah raga bersama menikmati indahnya matahari pagi,
setelah selasai dilanjutkan dengan
ishoma, hingga diisi dengan materi yang juga dimentori langsung oleh dosen jurusan PGMI, setelah itu pukul
15.30 diisi dengan pengenalan HMJ ( himpunan mahasiswa jurusan) dengan tujuan
agar para mahasiswa mengenal apa itu HMJ,bagaimana kerja HMJ, dll. Melalui pengenalan ini diharapkan para mahasiswa baru
mengerti serta tanggap dan bahkan kelak
ikut serta berperan aktif dalam membangun HMJ ke depan menjadi lebih
baik dan maju. malam kedua acara diisi dengan closing ceremony yang dihadiri
oleh gubernur fakultas tarbiyah beserta jajaranya. Setelah acara closing
ceremony selesai dilanjtukan dengan malam inagurasi dengan menyalakan api
unggun di lapangan yang berada dibelakang hotel, mahasiswa yang sudah dibagi
kelompok, masing masing wajib menampilkan pensi. Ketika api mulai dinyalakan
bersama sama berdoa atas kebersamaan dilanjutkan pertunjukan dari mahasiswa
baru yang sangat spektakuler, begitu juga dengan OS dan CS yang tak mau kalah
dengan para peserta, yang juga dihadiri rekan HMJ dari UIN malang dari sini dapat terlihat
kebersamaan, bercanda, tertawa, bernyanyi bersama yang menjadikan warga PGMI
semakin solid. Hari kedua diisi dengan outbond, dalam outband ini uniknya ada
sepuluh permainan yang dilakukan secara serentak dengan cara setiap kelompok
melakukan permainan secara bergilir dalam waktu 10 menit sehingga untuk
menyelesaikan 10 permainan tidak membutuhkan waktu sehari penuh, dalam outbond
ini dari kelompok yang sudah dibentuk diacak kembali menjadi kelompok baru, hal
ini bertujuan agar para mahasiswa baru tidak hanya berinteraksi dengan teman
dalam satu kelasnya saja ,tetapi juga dengan semua teman yang ada tanpa pandang
bulu. Dalam permainan ini tidak hanya sekedar permainan biasa, namun mengajarkan
bagaimana menjaga kekompakan,kekuatan, ketepatan waktu, belajar bermain logika,
bagaimana bekerja sama dalam menyelasaikan masalah dll. Dengan adanya kegiatan
osmajur ini, dari mahasiswa baru yang belum kenal menjadi kenal antar kelas
satu dengan kelas lainya, dari osmajur juga, telah tertanam kekompakan,
kekompakan panitian OC maupun CS dalam bahu membahu untuk lancarnya kegiatan,
kekompakan para mahasiswa baru dalam mengikuti osmajur yang dengan harapan
tidak hanya berhenti disini tetapi terus berproses dan berbenah diri menjadi
mahasiswa calon pendidik yang siap mengabdi berguna bagi bumi pertiwi . semoga!