This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

White My Honey

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kenangan Djaman Doeloe

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Experience in Djokja

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

My love

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 02 September 2013

Arus Balik Dadakan Magetan- Nganjuk-Surabaya (Episode KRS an)



Nikhayatus sholikah*)
Lebaran telah kita lewati, liburan pun telah usai kita lalui. Tanggal 13 agustus bertepatan H-7 lebaran adalah jadwal saya untuk KRS an. Saya harus memprogam jadwal saya selama satu semester ke depan dengan baik agar proses perkuliahan ke depan menjadi lancar. Hasil study untuk semester kali ini mengalami peningkatan meskipun tak banyak. SKS yang dapat saya ambil adalah SKS maksimal yaitu 24 SKS.
Senin , 13 Agust-13 sehabis asyar dan masih berbau lebaran tentunya, saya berangkat ke Nganjuk bersama kakak saya. perjalanan kami tempuh kurang lebih 3 jam. Berhubung sampai madiun macet jalan pun merayap membuat perjalanan lambat hingga mamasuki waktu maghrib. Saya dengan kakak saya turut memadati jalan raya layaknya orang yang sedang mudik. Pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya. Serasa mudik dadakan.hehe. Saya dan kak Ton berhenti di sebuah Mushola pinggir jalan raya untuk melaksanakan sholat maghrib. Tak sengaja bertemu dengan keponakan yang juga hendak pergi ke Nganjuk.
Seusai sholat maghrib kami melanjutkan perjalanan bersama. keadaan jalan masih merayap. waktu pun berlalu semakin malam. Meskipun macet saya lebih  menikmati perjalanan dibandingkan naik bus yang penuh dengan sesak. Apalagi bertepatan hari senin yang saat itu merupakan puncak arus balik orang-orang yang pulang kampung untuk bekerja kembali setelah libur lebaran telah usai.
Pukul 20.30 saya tiba dirumah kak Ton. Dengan wajah sedikit kelelahan saya menemui kadua orang tuanya dan sekedar ngobrol sebentar  lalu ke rumah mertua keponakan hingga larut malam lalu sholat dan tidur. Badan yang terasa lelah pun membuat tidur saya begitu pulas hingga tak tarasa sudah menjelang pagi. Saya dibangunkan kak Ton untuk sholat subuh lalu mandi.
Seusai mandi, ditemani kak Ton saya sarapan sebungkus nasi pecel lalu bergegas bertolak kesurabaya untuk KRS an. Dengan diantarkan menuju pasar Baron saya menunggu bus, dan tak lama kemudian bus yang akan saya tumpangi datang. Saya segera naik bus tersebut meskipun penumpangnya berjubelan. Berhubung tempat duduk sudah terpenuhi,  Saya dan sebagian penumpang lainya berdiri. Perjalanan nganjuk-surabaya saya tempuh kurang lebih 3 jam. Dan selama 3 jam itu pula saya berdiri di dalam bus. Saya memakluminya karena memang  masih dalam suasana arus balik.
Perjalanan yang  jarang saya alami. Namun, saya menikmatinya. Rasa ngantuk pun tak terhindarkan di sepanjang jalan menuju Surabaya. Hingga akhirnya saya tidur sambil berdiri. Tas saya taruh bawah pun sudah tak terhiraukan. Hingga tak terasa sesampainya Krian ada salah satu penumpang turun dan tempat duduknya pun tergantikan oleh saya.
Pukul 08.30 saya tiba di Terminal  Bungurasih kemudian naik bus kota menuju  Kos. Sesampainya di Kos badan terasa capek. Saya putuskan untuk tidur sebentar hingga pukul 09.00 dan segera menuju kampus untuk KRS an sekaligus menemui teman-teman kelas saya yang  beberapa bulan ini tidak bertemu pasca liburan lebaran. Ternyata saya merupakan salah satu mahasiswa jurusan PGMI yang telat untuk pemprogaman mata kuliah. Meskipun demikian, tak berdampak fatal karena malaupun terlambat saya masih bisa memprogam jadwal perkuliahan saya.
Untuk semester ini merupakan semester untuk menentukan jurusan. Ada dua jurusan yang harus dipilih yaitu : IPA dan BAHASA. Berhubung ketelatan saya tadi, untuk kuota progam BAHASA sudah penuh sehingga satu satunya progam yang dapat saya pilih adalah progam IPS. Memang basic saya sejak SMA adalah IPS jadi saya tidak begitu kawatir dengan jurusan yang telah saya pilih.
Sebenarnya jurusan apapun menurut saya sama-sama bagus. Tidak ada yang buruk, tergantung kesungguhan orang yang menjalaninya. Saya berniat untuk lebih bersemangat dan memberikan yang terbaik untuk progam akademi semester 5 ini karena tujuan utama saya di surabaya untuk belajar, belajar dan belajar.
Untuk semester kali ini SKS yang disediakan di jurusan IPS adalah sebanyak 22 SKS. Sedangkan saya masih bisa mengambil SKS maksimal yaitu sebesar 24 SKS. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil satu mata kuliah dari semester 7 yaitu teknologi dan informasi dengan harapan dapat lulus lebih awal. Sehingga peluang lulus lebih awal pun besar. Semoga !
Saya bertekad untuk memperbaiki akademi semester lalu yang lebih banyak turun dibandingkan peningkatan. Dengan bekal doa dan restu orang tua saya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga dan orang terdekat saya. karena harapan orang tua yang begitu besar, membuat saya tidak ingin mengecewakan mereka. Meskipun masih belum bisa membalas jasa mereka, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik.
Setelah urusan KRS terselasaikan, rencana awal saya langsung bergegas pulang bersama 3 teman saya menuju rumah saya lalu berangkat muncak ke Lawu untuk mengenang dan mengukir kenangan moment kemerdekaan di puncak Margodumilah  . Namun, Rencana itu tak berjalan mulus, karena saya harus mampir ke Nganjuk dan bermalam di sana. Paginya saya berangkat pulang menuju Magetan bersama kak Ton. Teman – teman saya tidak jadi bermalam dirumah saya . Mereka menginap di rumah salah seorang teman di Madiun.  Saya merasa bersalah akan hal itu.
Saya tiba di rumah pukul 08.00 pagi dengan selamat. Bersantai dirumah disaat teman – teman saya sedang berjuang menaklukan puncak Gunung Lawu. Sebenarnya saya sangat ingin untuk ikut bersama mereka. Tapi kakak saya tidak memperbolehkan, selain itu belum minta izin orang tua. Keinginan itu saya tunda, sampai dikesempatan lain saya akan ikut berpartisipasi menaklukan puncak selain Lawu. Tunggu tanggal mainya kawan!
13-15 august, 2013 ( anak seberang utara tanah Magetan )

Sabtu, 31 Agustus 2013

Catatan Lebaran


            Tak terasa 30 hari yang begitu mulia telah usai kita lewati. Dengan berbekal harapan mendapat kemuliaan dari Allah SWT, hingga umat islam berlomba-lomba beribadah kepada Allah SWT. Tak beda dengan umat islam lainnya, ramadhan kali ini pun saya manfaatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, entah mengapa tak begitu bersemangat dibandingkan dengan ramadhan tahun kemarin.
            Bertepatan  pada moment ramadhan kali ini, saya bersama teman-teman yang tergabung dalam FKMB suramadu (Forum Komunikasi Mahasiswa Bidik Misi Se-surabaya dan Madura ) tepatnya tanggal 14-21 juli 2013 mengadakan bakti sosial di madura yang dilaksanakan di kepulauan Madura. Selama satu minggu penuh itu pula, telah banyak pengalaman dan kenangan yang kami ukir bersama dari berbagai kampus se Surabaya-Madura.
            Seusai pulang dari madura, kali ini saya bersama teman-teman IMAMA (Ikatan Mahasiswa Magetan) mengadakan pengajian umum “Sambang Dakwah Ramadhan” yang dilaksanakan di desa Kambingan, Kec. Takeran, Magetan. Dan kebetulan saya ditunjuk sebagai pembawa acara dalam pengajian tersebut. Sedikit pengalaman sekaligus latihan buat saya untuk bisa berbicara di depan publik.
            Setelah 30 hari terlewati, dan palu sidang istbat pun diketuk, pertanda telah memasuki tanggal 1 syawal, hari yang kita nanti-nanti selama 30 hari  pun telah disambut dengan gema takbir yang begitu menggetarkan jiwa.  Tak jauh beda dengan umat islam lainya, saya pun turut memeriahkan gema takbir yang berkumandang dengan hati yang  tak kalah gembiranya.
            Seperti pada umumnya, seusai sholat subuh dan pagi pun menjelang, saya melaksanakan sholat Ied di Masjid sebelah barat rumah saya. dilanjutkan dengan acara slamatan hingga menyalakan berbagai jenis petasan di depan Masjid membuat suasana pun semakin meriah. Sesudah itu, saya pun hendak halal bihalal di rumah para tetangga. Namun, sebelum meminta maaf kepada tetangga saya sungkem terlebih dahulu kepada bapak dan ibu saya, memohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan saya selama satu tahun yang lalu  dan memohon doa untuk kelancaran kuliah saya di Surabaya. Suasana pun begitu mengharukan sampai air mata pun tak bisa terbendung.
            Setelah saya sungkem dengan kedua orang tua, gantian saya berkeliling kerumah para tetangga. Dengan baju yang sudah sering saya pakai untuk kuliah di surabaya, karena memang  saya tidak begitu tertarik membeli baju untuk lebaran tahun ini. Saya lebih memilih menabungnya untuk kebutuhan perkuliahan saya. Dengan sedikit bedak yang terpoles dimuka, bukannya apa apa, hanya ingin kelihatan segar saja ketika saya berkeliling bersama keluarga, teman, dan para tetangga.(hehe)
            Seusai seluruh rumah kami datangi, saya bersama keluarga langsung menuju rumah si mbah yang tidak begitu jauh dengan desa saya, disana menjadi moment sungkem dan bekumpul bersama. Tak lama setelah itu,berhubung cuaca yang begitu panas membuat saya sedikit malas untuk keluar. Akhirnya saya putuskan untuk pulang kerumah saja lalu tidur.
            Malam harinya giliran saudara yang berada di desa bayem wetan yang akan saya datangi. Tapi, lagi lagi rasa males masih hinggap pada diri saya, hingga akhirnya saya pun tak ikut ke rumah saudara dan memilih untuk nonton TV di rumah (tidak untuk ditiru). Keesokan harinya berkunjung kerumah para Kiai dan lagi lagi saya tidak ikut, hanya bapak, ibu dan kerabat kerabat lain. Kemudian malamnya saya diajak ke dalem kiai “Singo Wali Songo” yang terletak di desa Kartoharjo. Kali ini saya mengiyakan. Dengan menggunakan mobil tetangga saya bersilaturrahmi ke sana.
            Siangnya saya dan keluarga mengadiri reuni keluarga besar eyang KH. Syahri Musthofa yang merupakan bebuyut dari kakek nenek kami. Jumlah baik anak, cucu,cicit dll pun sudah mencapai ratusan. Semua berkumpul bersama keluarga baik yang rumahnya dekat maupun dari jauh. Semua berkumpul bercengkrama bersama. Acaranya pun di isi dengan tahlil dan doa. Setelah acara selasai saya mampir sebentar ke rumah si mbah karena ada saudara yang kesana.
            Sore hari nya saya bersama om Huda, kak Ton dan Nida(adik keponakan) berangkat ke trenggalek untuk silaturrahim ke rumah saudara disana sekaligus berlibur ke pantai pasir putih. Pukul 15.00 sore saya dijemput kedua kakak saya. waktu yang kurang pas untuk saya, karena saat itu masih bermalas-malasan dan sekedar tidur-tiduran. Sebenarnya saya tidak diperbolehkan ibu saya untuk pergi. Namun, saya memaksakan. Akhirnya saya diperbolehkan dengan syarat tidak boleh mengeluh ketika sakit kambuh saat pulang .
            Seusai bersih diri saya bersama kedua kakak, pergi menjeput adik saya. rencananya kami akan berangkat berempat. Dengan menggunakan dua sepeda motor kami berangkat menuju trenggalek. Di tengah perjalanan kak Ton dan Nida kesasar. Mereka salah jalan hingga saya dan om Huda berhenti dan berbalik arah untuk mencari keberadaan mereka. hal itu membuat perjalanan molor beberapa jam. Yang rencananya sampai di trenggalek pukul 18.00 molor hingga pukul 20.00. perjalanan yang melelahkan namun, kami menikmatinya.
***
            Kami tiba di rumah saudara pukul 20.00 setelah isyak dengan disambut hangat pemilik rumah dan anaknya yang lucu. Suasana yang semakin malam kami isi dengan beberapa obrolan dengan saudara hingga tak terasa mata kami pun ngantuk hingga akhirnya kami tertidur lelap hingga pagi menjelang. Tak sabar rasanya ingin melihat pemandangan di pantai pasir putih. Sesudahnya bersih diri dan sarapan pagi, kami segera berpamitan untuk berangkat menuju pantai dengan jarak tempuh kurang lebih 3jam.
            Pagi yang begitu cerah menghiasi perjalanan yang begitu menyenangkan. Tanpa ada rasa canggung atau malu-malu kami bercanda, bergurau dan sesekali bermanja-manja karena memang kami berempat masih saudara. Sesekali kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin, dan berhenti di alfamart untuk membeli makanan karena dilokasi harganya bisa mencapai dua kali lipatnya harga pada umumnya.
            Tak terasa kami pun tiba di lokasi dengan membayar tiket 10.000 per orang kami bisa menikmati pemandangan yang begitu menakjubkan. Sungguh ciptaan Allah yang patut kita syukuri. Pertama kali turun dari motor hawa sejuk pun telah memanjakan kami lebih dulu, pasirnya pun bersih tempatnya juga rapi. Tak sabar rasanya ingin menceburkan diri ke dalam lautan. Sebelum berbasah-basah kami berfoto foto untuk kenang-kenangan.
 Berhubung sudah tidak sabar, saya orang pertama kali menceburkan diri ke dalam laut, kak Ton dan om Huda masih membeli celana pendek karena mereka tidak membawa celana ganti. Seusai proses tawar-menawar dan berganti celana, mereka langsung menyusul menceburkan diri di lautan lepas, berenang, bermain pasir, foto narsis, ngobrol dan bercanda bersama kak Ton, om Huda, dan Nida di atas pasir, memanjat batu besar,  mengukir nama di sebuah pohon, mengubur diri di dalam pasir dan sesekali merasakan hantaman ombak yang begitu kuat, membuat badan ini serasa tak berdaya sama sekali.sungguh kenangan yang begitu menyenangkan.
            Perasaan senang itupun membutakan kami akan waktu. Tak terasa mulai pukul 09.00-14.00. ya, 5 jam berlalu dengan perasaan lepas seakan segala beban pikiran hilang seiring hempasan ombak di pantai pasir putih. Kami pun masih belum puas dan masih ingin menikmati ombak yang begitu ngangeni itu. Tapi waktu yang semakin mendekati sore membuat kami segera bergegas  mentas dari dalam air dan melanjutkan petualangan kami.
            Kami segera mandi dan ganti baju, lalu hang out menuju “guo lowo” yang tidak jauh dari lokasi pantai. Dengan perjalanan kurang lebih setengah jam kami sampai di tempat dimana sarang kelelawar raksasa ada disana. Di tengah perjalanan kami melihat penjual durian, kami berhenti sebentar untuk membelinya. namun karena bukan musimnya, penjualnya pun menaikkan harga yang tidak wajar, dan berhubung kami kepengen akhirnya harga 55.00 pun kami setujui.
 Kami berempat masuk dengan membayar tiket sebesar 10.000 per orang. Berjalan menyusuri jalan setapak sempit menuju badan goa. Sebelum sampai di badan goa kami beristirahat ditempat yang memang disediakan untuk beristirahat. Dengan ditemani makanan ringan yang kami bawa,kami mengobrol santai di dalam goa. Ketika hendak melanjutkan perjalanan tiba-tiba om Huda mencari-cari kunci sepeda motor yang nihil di kantongnya. Akhirnya dengan perasaan kurang tenang kami berempat memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan menyusuri goa dan memilih untuk kembali menuju parkir mencari kunci sepada motor.
            Ternyata kunci yang kita cari tertinggal di sepeda motor yang kami parkir. Perasaan sedikit lega setelah menemukan kunci motor tersebut. Setelah itu kami sekedar nyantae duduk dibawah pohon beringin dan membelah duren yang kita beli diperjalanan. Ternyata harga yang begitu mahal tak sesuai dengan kualitas duren yang kita beli tadi. Buah yang belum matang membuat rasanya seperti nangkamentah,bahkan nangka mentah pun masih ada rasa manisnya, sedangkan itu tak ada rasanya sama sekali. Saat itu pula kami sadar kalau ternyata kami dibohongi oleh penjual nya. Tapi tidak apa apa, hitung hitung sedekah dan penjualnya lah yang akan menanggung dosanya, bukan begitu ?
            Waktu yang semakin sore mengharuskan kami untuk melanjutkan perjalanan untuk pulang. Rencana mau mampir ke rumah teman pun kami urungkan, karena takut kamaleman tiba dirumah. Ditengah perjalanan kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin sekaligus sholat lalu melanjutkan perjalanan kembali. Disaat jalan raya ramai tak sengaja motor yang saya dan kak Ton tumpangi hampir menabrak ibu-ibu yang sedang menyebrang jalan. Dan untungnya belum sampai tertabrak.syukurlah, sebuah peringatan untuk lebih berhati hati lagi.
            Waktu terus berlalu kami pun terus menikmati perjalanan pulang hingga petang. Sehabis maghrib kami sampai di alun-alun Ponorogo. Kami pun mampir untuk mencari makan karena perut kami sudah keroncongan. kak Ton dan om Huda mencari kaos reog ponorogo. Nida membeli tas dan kacamata, saya pun kepengen sepatu sket dan akhirnya kak ton membelikanya untukku.
            Setelah puas berkeliling kami melanjutkan perjalanan pulang. Hingga akhirnya pukul 22.15 kami tiba dirumah dengan selamat. Sungguh perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan, bersama kakak-kakak dan adik saya berpetualang mengukir kenangan indah yang tak akan terlupakan. Semoga tahun depan dapat mengulang kembali kenangan itu. I love u all !
Magetan, 8-9 August 2013.
NIKHAYATUS. S, Anak seberang utara tanah Magetan
           

Selasa, 13 Agustus 2013

catatan ramadahan


 “SAMBANG DAKWAH RAMADAHAN” Bersama IMAMA
oleh: Nikhayatus Sholikah*)
                Kamis, 01 agustus 2013. Di awal bulan ini IMAMA(ikatan mahasiswa magetan) menggelar acara pengajian umum “ sambang dakwah ramadhan 1434 H” di TPA desa kambingan, Takeran. Pukul 09.00 pagi saya sudah dijemput teman saya yang juga salah satu anggota IMAMA. Sesampainya dirumah kami  Sekedar ngobrol-ngobrol sembari  bersiap-siap menuju desa kambingan, Takeran. Tak lama saya segera berangkat menuju rumah ketua IMAMA.
                Intruksi dari ketua umum IMAMA pukul 10.00 berkumpul di rumahnya untuk persiapan pengajian pada malam hari nya. Dengan mengendarai sepeda motor  saya dan teman saya menikmati sepanjang perjalanan. Hanya butuh waktu 45 menit kami sampai di lokasi. Ternyata saya orang pertama datang. Setibanya disana saya diajak melihat tukang terop yang sedang memasang panggung.
                Hanya sebentar saya langsung kembali di rumah katua IMAMA untuk sekedar beristirahat karena cuaca yang sangat panas. Satu per satu anggota yang lain datang hingga semua terkumpul berjumlah 11 orang. Sehabis dhuhur kami membungkus jajanan untuk konsumsi sebanyak 500 bungkus karena rencananya mengundang seluruh penduduk desa kambingan yang berjumlah ± 500 orang.
                Kelihatanya sederhana namun cukup menguras tenaga juga. Meskipun banyak karena dikerjakan bersama pekerjaan pun cepat terselesaikan. Sore sehabis ashar sebagian dari kami ada yang memasang benne. saya bagian mengusung konsumsi bersama teman saya. dengan menggunakan motor berbolak balik kami mengantar konsumsi kerumah bapak Lasono (pengasuh TPA). Setelah semua terusung. Saya segera membersihkan diri.
                Tanpa pemberitahuan sebelumnya saya ditunjuk ketua IMAMA untuk menjadi pembawa acara. Saya meragukan kemampuan saya sendiri sehingga saya menolaknya. Namun, setelah saya pikir-pikir boleh lah dicoba. Hingga akhirnya saya mengiyakan. Memang salam ini saya masih kurang berpengalaman menjadi pembawa acara apalagi dihadiri ratusan orang.
                Tak terasa waktu sudah hampir magrib. Kami segera menuju rumah pak Lasono untuk berbuka puasa bersama. Setelah selesai kami menyegerakan sholat magrib sekaligus menunggu datangnya adzan isyak untuk melaksanakan sholat isak dan tarawih bersama warga takeran.
                Selesai tarawih kami segera mempersiakan  diri untuk bertugas mengisi pengajian. Saya sebagai pembawa acara yang masih belajar sedikit agak canggung karena belum pernah berhadapan langsung dengan lebih dari 500 orang di desa orang. Dengan bekal do’a tekat akhirnya saya beranikan untuk naik ke atas panggung. Serasa jantung mau copot (sedikit lebay ) tapi memang seperti itulah  yang saya rasakan. Awal membuka acara sangat tegang, namun setelah acara demi acara sudah terlewati  mulai terasa nyantai hingga tak terasa telah sampai pada acara inti.
                Untuk acara inti diisi oleh Bpk, KH. Jainuddin. M.si yang merupakan dosen IAIN sunan ampel surabaya. Beliau juga asli dari  magetan yang dilahirkan di desa temboro,Magetan.  sebuah desa yang terkenal sebagai desa unik dan kental akan religi. Hampir semua wanita baik tua atau muda  dari desa itu memakai cadar ( baju panjang disertai penutup wajah) laki laki pun berbusana jubah dengan kopyah dan tak jarang pula dibarengi dengan sorban.
                Dengan durasi 1jam setengah bapak narasumber memberikan tausiahnya yang berisi tentang 4 amal yang  paling disukai oleh Alloh swt. Salah satu nya yaitu  orang yang berpuasa. Dengan ceramah khas beliau diselingi candaan yang menghibur para hadirin menjadikan suasana pun semakin hangat. Hingga tak terasa waktu pun menunjukkan pukul 11.00 dan do’a pun dipanjatkan setelah selasai bapak narasumber mengakhiri tausiahnya. Saya pun segera mengambil alih acara hingga menutupan .
                Lega rasanya berkat kerja sama dan kekompakan dari teman-teman IMAMA dan juga bantuan dari berbagai pihak membuat acara berjalan lancar. Selesai pengajian kami makan bersama dirumah salah seorang warga bersama bapak narasumber. Kami pun mengucapkan banyak terima kasih atas sambutan baik untuk mengundang makan bersama secara gratis.
                Waktu pun terus berlalu dengan ditemani waktu yang semakin malam kami segera kembali menuju rumah ketua IMAMA untuk bermalam di sana. waktu tak memungkinkan kita untuk pulang karena terlalu beresiko apalagi untuk cewek, meskipun ada juga yang pulang dengan dijemput orang tuanya. Sebelum tidur kami masih harus rapat evaluasi yang saat itu pembahasan yang paling urgen yaitu mengenai dana. Karena tanpa disangka dana yang kita siapkan mengalami kekurangan hingga solusi terakhirnya dengan meminjam ke teman-teman anggota IMAMA.
                 Berhubung kami terlalu asyik mengobrol akhirnya kami berempat memutuskan untuk begadang, nonton film lewat notebook dengan ditemani camilan ala bioskop, teman-teman menyebutnya merning (jagung).  hingga sahur tiba mata kami pun belum merasakan ngantuk meskipun yang lainya sudah di alam mimpi. Hingga Saya bersama teman yang masih tahan melek membangunkan teman yang masih tidur untuk sahur. Fajar pun terbit teman saya pun mengambil air wudhu sedangkan saya bersih diri dan bersiap untuk pulang pagi karena dirumah ada acara khatmil qur’an dan saya harus membantu ibu di dapur.  Semoga berkah dan bermanfaat ! amien.:P
Nikhayatus .s. ( Anak Seberang Utara Tanah Magetan) 1AUGSTUS 2013

exsperiance


Menyelami Kehidupan Pulau Garam Bersama Teman- teman FKMB
Oleh: Nikhayatus s.*)
            Minggu, 14 juli 2013. Pagi itu menunjukkan pukul 06.00 saya bergegas menuju gerbang kampus menunggu teman teman dari IAIN berjumlah 9 orang. Salah dua dari kami ternyata sampai lebih awal. Mereka berdua mencari carteran len menuju kampus unair B, tidak begitu  lama akhirnya mendapatkan sesuai yang diinginkan. dengan ongkos Rp. 65.000,00 Tanpa basa basi kami pun segera berangkat menuju tempat tujuan. Dan ternyata teman teman dari kampus lain sudah menunggu dari 1 jam yang lalu.
            Tak terasa len yang kami tumpangi pun sampai di tempat yang kami tuju. Turun dari len suara yang pertama kali saya ucapkan adalah  permohonan maaf untuk  keterlambatan kami dan sekedar berjabat tangan sambil menyebutkan nama sebagai tanda perkenalan kami yang  belum pernah bertemu sebelumnya. Perjalanan tidak cukup sampai disitu, dengan berbekal do’a dan harapan agar selamat sampai tujuan  dengan  diselingi foto untuk dokumentasi kami segera naik truk TNI yang telah disewa oleh teman teman dari unair, kami segera berangkat menuju desa katol baat, bangkalan, Madura untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial yang dinamai “ BINA DESA”.
Dengan melewati jembatan suramadu yang juga merupakan salah satu simbol FKMB, kami menikmati perjalanan meskipun sebagian dari kami tertidur, menahan perut mules, mabuk dll. dengan kondisi jalan terjal penuh andrenalin sangatlah menantang. tibalah kami setengah perjalanan. Yang tidur biarlah tidur. Yang masih bertahan, kami manfaatkan untuk menyaksikan pemandangan asri nampak alami dan jauh dari polusi di setiap sudut perjalanan sambil menikmati guncangan truk kala melintasi polisi tidur berkali kali.
            Belum sampai lokasi, suasana dan budaya penduduk madura telah terlihat, di sepanjang perjalanan tak sedikit dari penduduk menyapa santun kami sebagai tanda kami diterima baik. Setelah 2jam dalam penantian akhirnya kami tiba dilokasi baksos. kami segera bergegas menurunkan barang barang bawaan yang tak sedikit, setelah itu sekedar beristirahat merebahkan badan sampai waktu menunjukkan pukul 15.00. selanjutnya kami tidak dapat bersantai lagi karena segudang kegiatan sudah  menunggu kami. Untuk  jadwal pertama kami yaitu pembukaan baksos yang dihadiri oleh pak kades desa katol barat beserta tokoh masyarakat. Acara pembukaan bisa dikataan lancar akan tetapi ada sedikit kendala karena agenda buka bersama penduduk tidak terlaksana lantaran miss komunikasi dari teman sesama FKMB. Saya sebagai koord. Sia acara merasa bersalah atas kejadian tersebut. dan berjanji untuk tidak terulang lagi.
            Malam pertama saya dan teman teman melaksanakan sholat tarawih bersama penduduk. merupakan pengalaman yang sangat menarik bagi saya. hari hari permulaan saya maknai dengan hari adaptasi. Tak mudah memang untuk melakukan penyesuaian di sebuah tempat yang belum pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut sebelumnya apalagi Madura terkenal dengan penduduk yang menjunjung tinggi adat dan budaya serta  berwatak keras. Pada awal pertama kali mengalaminya,  saya  merasa kurang nyaman. Namun, itu hanya alasan dan  akan menghambat  proses perjalanan yang  menjadi sebuah cerita menarik nantinya.  Ya, saya hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan keadaan dan kondisi di desa itu. Dalam jangka waktu 3 hari akhirnya masa masa adaptasi pun terlewati. Saya bersama teman teman yang lain seakan mulai menyatu baik dengan warga  bahkan alam disekitarnya.
            Secara garis besar agenda harian saya dan teman teman, pukul 30.30 sahur bersama. Hari pertama sahur saya sedikit dicengangkan dengan sepiring nasi yang terlihat keras karena belum matang, lauknya pun hanya mie instan, tahu dan tempe. Sebab kali pertama menyiapkan menu sahur sebagian teman yang bertugas menyiapkan makanan sedikit kuwalahan karena kompor gas yang digunakan memasak untuk 45 orang jumlahnya hanya 1 sehingga membutuhkan waktu yang lama. Nasi kurang matang pun menjadi menu spesial untuk hari pertama baksos.berhubung semua itu dirasakan bersama-sama membuat makanan seperti apapun terasa lezat.
            pukul 08.00 adalah jadwal mengajar di SD, SMP dan SMA. Kebetulan saya dipercayai untuk menjadi koord.mengajar SD. Hari pertama pun mengalami sedikit kendala karena ketidak jelasan surat izin yang diberikan kepala sekolah. Hal Ini dikarenakan kepala sekolah di SDN 2 katol barat selama ini mengalami sakit sakitan. Hingga sampai hari H kami pun belum mengantongi izin mengajar di SD tersebut. untuk itu hari pertama dengan harapan yang masih mengambang antara jadi atau tidak jadi mengajar, saya bersama teman yang lain mendatangi gedung sekolah  yang berdiri dengan 6 ruang kelas, satu ruang perpus , satu kantor guru yang terlihat sempit it, dan tampak dari luar sebuah ruang kecil yang kotor tidak teratur, ternyata  itu ruang UKS. Kamar mandi pun terlihat digembok sehingga sebagian siswa laki-laki kencing dibelakang gedung sekolah.
            Sekilas dengan menghela nafas, hati saya berbicara meski tak ada yang mendengarkan. Seakan bebincang dalam sebuah dialog. Bertanya tanpa tau siapa yang akan menjawab. Mengadu tanpa tau siapa yang akan mendengarkan.  Seperti ini kah pendidikan di indonesia, sekolah yang seharusnya menjadi taman impian untuk anak-anak bangsa dengan berjuta impian mereka. Sebuah tempat yang membuat anak merasa nyaman dan betah ketika memasukinya. Sebuah tempat untuk siswa menerima ilmu dengan tenang. Semua itu jauh dari yang dibayangakan.
            Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kali nya di gedung itu, saya dan teman teman yang mendapati tugas mengajar di SD disambut dengan  senyum anak-anak pulau garam itu, senyum yang begitu polos penuh impian. melihat keceriaan mereka membuat kami semakin antusias untuk mengajar. Wajah wajah yang begitu lepas dari beban menjadi pemandangan awal masuk sekolah. Setelah berbicara panjang lebar dengan sekretaris sekolah, akhirnya kami diizinkan untuk mengajar di SD tersebut. tak lama kemudian saya dan teman teman segera memasuki kelas kelas yang sudah dibagi sebelumnya.
            Kebetulan saya mendapati bagian kelas 6. Orang orang menyebutnya kelas atas yang merupakan kelas tertinggi dari kelas 1-5.  Kelas yang di dalamnya berisi murid murid dengan pemikiran yang sudah tinggi untuk tingkat sekolah dasar. Saya tercengang  dengan jumlah siswa kelas 6 yang berjumlah mencapai 61 anak dengan menempati satu ruangan yang tidak begitu luas. Hari pertama masuk skolah hampir setengah dari jumlah kelas tidak masuk. Sehingga untuk duduk merka masih bisa berpasangan. Namun ketika semua siswa masuk, mereka harus rela berdesakkan untuk berbagi tempat duduk dimana satu tempat duduk untuk 3 orang.
            Hari pertama saya bersama 2 teman saya isi dengan perkenalan. dengan wajah malu malu karena belum mengenali kami. perkenalan pun kami mulai satu per satu dari siswa yang duduk paling  pojok, namun, berhubung waktu yang terbatas dan jumlah murid yang begitu banyak kami memutuskan untuk dilanjutkan lain kesempatan dan segera kami lanjutkan untuk motivasi, pembentukan struktur kelas dan pembentukan jadwal piket kelas serta sedikit materi tentang puasa.
            11.00 istirahat siang setelah tenaga terkuras, hingga pukul 15.00 adalah  Jadwal mengajar TPA. berhubung anak anak tidak ada yang berminat mengaji bersama kami karena beberapa faktor,salah satunya jarak rumah yang  jauh dan sebagian sudah mengaji ditempat masing – masing , saya yang kebetulan ditunjuk sebagai koord, sie acara sedikit kerepotan untuk menggati jadwal yang telah saya susun.
            Setelah mendapat kesepakatan bersama akhirnya masalah terpecahkan.  pukul 17.30 buka puasa bersama peserta baksos dan dilanjutkan sholat magrib. Karena masih dalam bulan penuh berkah, di bulan ramadhan ini saya berniat untuk tidak melupakan lantunan ayat suci al-qur’an walaupun hanya satu ayat. Meskipun teman teman sibuk dengan tugas nya masing masing saya dengan sebagian teman duduk di sebuah karpet hijau di sebuah mushola milik pak lurah untuk mengaji sembari menunggu waktu adzan isya’ tiba dan mengikuti sholat tarawih bersama warga.
            Hari keempat bertepatan hari jum’at agenda nya adalah seminar “orang tua dan anak soleh” dengan pemateri ibu indah cahyani, dosen ilmu hukum dari UTM. Seminar ini deperuntukkan  anak kelas 5 & 6 dan dihadiri oleh para orang tua nya untuk mendapat pengarahan dari pemateri tentang bagaimana mendidik anak menjadi sholeh sholihah yang berbakti kepada orang tuanya. Memang kesadaran orang tua dalam mendidik anak di desa kato barat sangatlah kurang, apalagi kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk anaknya. Lagi lagi jauh dari yang dibayangan.
Acara seminar dimulai pukul 07.00. Hati ini merasa malu ketika para orang tua datang sebelum pukul 07.00 sedangkan kami yang telah mengundang mereka masih bersantai-santai yang menyebabkan kami telat menuju lokasi. Ternyata mereka sangatlah tepat waktu. Acara seminar  sedikit terhambat dengan keterbatasan bahasa indonesia yang dimiliki warga desa katol barat. Hanya sebagian yang bisa memahaminya, sebagian lagi masih dalam tanda tanya. Meskipun demikian acara berjalan lancar dan mendapat tanggapan baik dari para orang tua murid. 
            Selama 8 hari berada di tengah tengah masyarakat madura menjadi sebuah pengalaman yang mengasankan bagi saya. merasakan hidu berdampingan langsung dengan penduduk Madura secara langsung. bertemu dan saling mengenal mahasiswa dari kampus lain. Dengan sedikit  Bergurau seakan akan mengilangkan segala gejolak, keluh kesah selama menjalankan kegiatan selama baksos berlangsung. meskipun tanggung jawab kami sangatlah banyak saat itu, dengan bermacam celoteh  dari teman teman membuat suasana semakin ringan dan hangat penuh kebersamaan. Agenda-agenda rapat pun berjalan santai tapi serius.
            Tak terasa seiring berjalanya jarum jam, berkat kerja keras dan kekompakan disertai komitmen teman teman FKMB satu per satu jadwal/agenda yang kami rancang sebelumnya terlaksana. Berbagai kekurangan, halangan tak jarang menghampiri kami. Namun,dengan kekuatan bersama seakan tak ada yang tidak mudah. apa yang dilakukan FKMB sebagai niat mulia timbal balik, atas kesadaran bahwa kami mahasiswa bidik misi dapat merasakan perkuliahan karena uang rakyat. Dan kemana lagi bakti kita berikan kalau bukan untuk rakyat. Semoga bermanfaat dan terus menjalin silaturrahmi antar teman, saudara kita se- indonesia serta lebih produktif ke depannya. Amien !
Nikhayatus.s.( anak seberang utara tanah magetan) 24 juli 2013