Kamis, 21 Maret 2013

STOry in MAGETAN


Bakti IMAMA ( ikatan mahasiswa magetan ) Untuk Magetan

                Setelah berkali – kali mengadakan rapat di alun – alun magetan, survei lokasi serta permintaan izin kepada kepala desa sombo,  Tepat 15 – 17 februari 2013, akhirnya IMAMA melaksanakan bakti sosial yang bertempat di desa sombo kecamatan poncol kab.Magetan. meskipun menemui berbagai kendala, mulai dari dana sponsor, tidak adanya kendaraan, kurangnya komunikasi beberapa anggota, namun kegiatan baksos yang jauhari sudah dilaksanakan bisa berjalan dengan lancar dan sukses.
Berhubung rumah kami sangat berjauhan, hari jum’at pagi pukul 07.00 tanggal 15 berkumpul di perempatan. dengan naik mobil pick up kami lansung berangkat menuju lokasi. dengan jalan terjal, berkelok kelok, serta kemiringan di daerah pegunungan tak terasa sudah sampai lokasi. Setelah turun dari mobil pick up acara pembukaan baksos IMAMA secara langsung dilaksanakan di balai desa dengan dihadiri oleh sekretaris camat, bapak kepala desa beserta jajaran pamong – pamong desa.
 Dengan dibukanya acara dengan bacaan umul kitab pembukaan baksos berjalan lancar dan disambut baik oleh bapak camat maupun penduduk desa sombo. setelah acara pembukaan selesai, dengan disambut kepala sekolah SD sombo, para anggota IMAMA yang berjumlah 12 orang langsung menuju sekolah SD yang kebetulan tidak jauh dari balai desa untuk membagikan seragam gratis pada siswa siswi kurang mampu, mereka sangat antusias dan merasa senang karena mendapatkan seragam baru.
 setelah seragam habis terbagikan, kami langsung menuju bascamp yang sudah disediakan di rumah pak kamituo untuk beristirahat dan makan siang, jadwal selanjutnya pukul 13.30 – 17.00 adalah mengadakan lomba untuk anak – anak TPA. Meskipun baru pertama kalinya melaksanakan lomba, para santri yang berjumlah 33 santri ini sangat bersemangat untuk mengikutinya. Lomba yang dilaksanakan antara lain: lomba adzan, tartil, baca surat pendek, dan hafalan doa sehari hari. Dan Sambutan dari ustadz dan ustadzahnya pun cukup baik, mereka merasa terbantu dengan adanya baksos IMAMA.
 Perlombaan berjalan dengan lancar dan sangat seru, setelah semua lomba terselesaikan kami segera kembali ke bascamp untuk membersihkan diri dan istirahat, pukul 19.00 kami hendak bersilaturrahmi ke rumah para tokoh desa seperti bapak lurah, RT, RW, takmir masjid. Namun hujan menghalangi kita untuk melaksanakanya. Hingga akhirnya kami sekedar beristirahat dan merancang serta merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan esok hari.
 Setelah pagi menjelang diikuti terbitnya matahari di ufuk barat dari pucuk gunung kami menyaksikan betapa menakjubkan ciptaan ALLH swt, seakan kami berapa pada ketinggian tertinggi dengan dimanjakan panorama alam yang subhanallah .. indahnya tiada yang mampu menciptakan salain sang maha Pencipta. Kami pun tak mau melewatkan moment - mement itu dengan mengambil foto bersama untuk dijadikan kenangan kenangan. Setelah puas dengan berfoto kami tidak bisa berlama lama bersenang senang karena kegiatan kami masih banyak yang sudah menunggu , kami bergegas turun dari pucuk gunung untuk sarapan pagi dan sekedar membersikan badan, berhubung disana airnya super dingin saya hanya mandi sehari sekali, hehe.. 
Kegiatan hari kedua  adalah pembagian sembako, mengajar di TPA, dan pengajian pada malam harinya. Pukul 08.00 pagi kami berkumpul di halaman sekolah untuk membagi tugas memberikan kupon sembako kepada penduduk desa yang dianggap kurang mampu. Kupon tersebut diberikan untuk mengambil sembako pada keesokan harinya yang bertempat di balai desa. Saya bersama kedua teman saya, mendapat bagian di dusun sombo yang letaknya sangat berjauhan. mulai pukul 08.00 – 14.30 kami menyusu jalan setapak menyebarangi jembatan kayu, untuk menemukan nama nama dari daftar yang telah diberikan oleh pak lurah, menit menit berlalu, matahari pun mulai beranjak tinggi menyengat tubuh, sehingga membuat saya meringis kepanasan ditambah jalan yang sangat curam dan kemiringan yang cukup melelahkan membuat kaki saya lecet meskipun tidak sampai berdarah namun cukup perih ketika berjalan.
 Setelah naik turun perbukitan kami mampir di sebuah masjid untuk sholat dhuhur dan melanjutkan pencarian lagi hingga pukul 14.30. kami sedikit lega ketika semua kupon telah berada di tangak yang berhak dan kami pun langsung kembali menuju bascamp untuk makan siang dan sekadar beristirahat sebentar. Setelah itu kami menyiapkan segala kebutuhan  pengajian penutupan baksos. Pukul 16.00 sore saya bersama teman teman mengajar beberapa anak untuk ditampilkan pada pengajian nantinya. Berhubung sebelumnya tidak pernah ada acara pengajian di desa setempat, latihan berjalan sangat kaku dan kurang persiapan, namun untuk sebuah kategori pertunjukan dadakan bisa dikatakan lumayan lah.. 
Hingga tiba pada waktunya, pengajian dimulai dengan dihadiri oleh banyak penduduk. Saya terharu, dengan anggota imama hanya  sebanyak 12 orang bisa merangkul semua kalangan penduduk desa sombo. Pengajian berjalan dengan meriah ketika acara pembagian  hadiah untuk lomba di TPA yang dilaksanakan di hari pertama. pada acara inti pun sangat hikmah. Inti pengajian diisi oleh bapak sugeng yang tak lain adalah seorang kyai yang merupakan bapak dari slaha satu anggota IMAMA. Dalam ceramahnya beliau memberikan nasehat berharga kepada kami yaitu “ carilah ilmu sampai ke negeri cina, akan tetapi jangan sampai lupa pada tempat dimana kamu dilahirkan “ .
Bagi saya itu merupakan nasehat yang sangat berharga bagi saya dan teman teman yang juga salah satu pencari ilmu di kota surabaya.  Setelah pengajian ditutup dengan disertai doa. Kami menuju rumah salah satu ustadz untuk makan bersama. Para penduduk di dalam rumah dan kami di teras dengan disertai canda dan tawa dari kami, sepiring nasi soto pun habis, kami shering dan bertukar pengalaman bersama ustadz, beliau memberi kesan  mendukung dari acara yang sudah dimulai sejak hari pertama.
Malam yang semakin larut mengharuskan kami untuk bergegas pulang. Sesampainya dibascamp kami tidak langsung tidur melainkan shering atau sekedar sarasehan bersama dua alumni IMAMA yang ikut menghadiri pengajian. Kesan yang baik dilontarkan dari Mas Thoyib dan Mas Tsalis selaku mantan ketua umum dan wakil IMAMA dulu. Dan beberapa nasehat yang kami dapat dari mereka bahwa” kita harus mencari calon suami ataupun istri seorang pejuang “ menurut saya itu sangat menarik untuk bisa saya realisasikan.
Waktu yang semakin malam membuat mata mengantuk. Shering pun selesai, kami segara tidur untuk melanjukan kegiatan esok hari yaitu jalan sehat yang diikuti oleh seluruh anak SDN sombo, dan pembagian sembako di balai desa yang semuanya berjalan dengan lancar dan penuh semangat.
Setelah acara semua telah rampung dengan nafas lega kami berniat untuk memberikan kenang kenangan kepada TPA dan pak lurah sebuah koleksi album foto. Nemun berhubung kendala tempat printer , kami memutuskan untuk menge-pos kan kenang kenangan tersebut. sesudah itu kami  mampir ke wisata telaga sarangan yang tempatnya tidak jauh dari lokasi baksos untuk jalan2. Setelah capek memutari telaga kami pun  mampir di sebuah warung untuk membeli sate kelinci dan segalas nescafe untuk menghangatkan badan. Waktu semakin sore dan kami belum sholat dhuhur sehingga kami mampir di mushola hotel yang tak jauh dari telaga.
Selesai sholat kami berbelanja oleh oleh dan langsung pulang dengan diantar mobil pak lurah. Sesampainya di perempatan ngariboyo, saya tidak langsung dijemput kakak saya, hingga waktu magrib tiba saya sholat dimasjid terdekat sehabis sholat baru dijemput dan mampir untuk membeli sate di pinggir jalan. Sesampai di tengah perjalanan hujan turun cukup lebat saya dan kakak saya kehujanan dan baju kami pun basah semua, namun saya tetap bersemangat dan merasa senang, senang karena bisa berbagi dengan orang lain.
Salam semangat !
 Nikhayatus Sholikah , MAGETAN 28 feb 2013.

0 komentar:

Posting Komentar