Kamis, 21 Maret 2013

catatan liburan


Catatan Liburan di Kampung Halaman

                Pagi yang tertutup kabut sejuk menghiasi bergulirnya pagi saat itu, daun yang hijau nan asri nampak disekeliling rumah, udara segar jauh dari polusi tentunya menjadikan kampung pedesaan penuh kedamaian di seberang utara tanah magetan. Tempat dimana saya dilahirkan yang selalu terkenang dimanapun saya berada.
                Tepat tanggal 05 januari 2012, saya pulang kampung setelah melaksanakan UAS semester 3 usaimeskipun pada saat itu kesehatan tidak begitu mendukung. liburan semester kali ini sedikit berbeda dengan liburan sebelumnya. Memang dari jauhari sebelumnya saya sudah mempunyai niat untuk menularkan sedikit ilmu yang telah saya dapat di surabaya untuk anak anak di kampung saya. saya membuka les gratis yang saya namai “Tadhika Puri” sebuah nama pemberian dari kakak saya, nama tesebut berasal dari bahasa sang sekerta yang berarti bimbingan belajar.
                Hari pertama sebelum memulai bersosialisasi dengan anak anak, tiga anak tingkat MI datang kerumah meminta saya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah mereka, karena kesulitan mengerjakannya. Berawal dari situlah anak anak yang lain satu per satu mengikutinya, jadi tidak perlu saya sosialisasi, dari hari kehari murid saya bertambah  menjadi 35 anak mulai dari anak TK, kelas 1-6 dari SD maupun Mi baik dari desa saya sendiri maupun desa lain. Bimbingan belajar ini memang saya khususkan untuk anak tingkat SD/MI. Dengan tujuan  agar anak anak dikampung saya tidak terlalu banyak bermain. Karena sudah berapa lama waktu yang mereka buang hanya untuk bermain. Sebelumnya pembelajaran dimulai, saya memberikan kontrak belajar untuk anak anak, membuat struktur kelas, piket  kelas yang harus dilaksanakan oleh setiap anak.
                Murid murid saya sangat antusias untuk belajar bersama, melihat semangat mereka saya jadi tambah semangat berbagi ilmu kepada mereka. Setelah adanya les gratis tersebut tidak ada anak yang tidak mengerjakan PR dan sudah tidak ada lagi yang dihukum di depan kelas. Karena setiap masuk di kelas les, semua PR saya suruh bawa untuk dikerjakan dan dibahas bersama.
                 Belajar mulai pukul 13.30 - 15.30 sore. Karena pukul 16.00  setelah sholat ashar berjamaah  anak anak harus mengaji (TPA)  di mushola, malamnya habis magrib juga mengaji di mushola yang sama, paginya sekolah sampai jam 12.30. Sehingga waktu bermain mereka terkurangi. Sebelumnya anak anak saya tawari untuk jadwal les mulai hari senin – kamis, tapi mereka meminta untuk les diadakan setiap hari. Hingga akhirnya saya rubah jadwal les mulai hari minggu – jum’at dan hari sabtu, karena bagaimanapun juga bermain juga butuhkan bagi anak anak asalkan tidak terlalu sering.
                Beberapa kendala  saya temui saat mengajar, salah satunya,  dari 35 anak berada pada kelas yang berbeda – beda dan mata pelajaran yang berbeda beda pula sehingga membuat saya harus berusaha keras untuk bisa mengajar mereka perkelas. Saya harus membahas materi per kelas secara bergantian,  hal tersebut membuat saya kualahan dan saya pikir kurang efektif. Selain itu, terkadang pula sampai waktu belajar habis ada beberapa kelas yang tidak kebagian waktu untuk membahas materi.
                Hal tersebutlah akhirnya mendorong saya untuk mencari teman mengajar dan kebetulan teman saya dari jogja juga pulang kampung untuk liburan smester. Sehingga saya meminta nya untuk membantu saya mengajar anak – anak dan proses belajar pun semakin afektif. Teman saya memegang kelas TK, kelas 1 dan 2, sedangkan saya memegang kelas 3,4,5, 6.
                Dari sebagian anak mengusulkan untuk mengadakan iyuran “paguyuban” sebesar Rp.500,00. Setiap hari jum’at. Mungkin uang sebesar itu tidak tidak begitu bernilai besar, atau bakhan orang – orang meremehkan. Namun, saya pun menanggapinya dengan baik dan menyetujuinya. karena hal ini juga akan bermanfaat jika terbawa samapai mereka dewasa nanti, tanpa saya sadari sebenarnya mereka sudah menanam jiwa sosial mulai sejak dini, bagi orang tua mereka mungkin hal ini dianggap sepele, sehingga tidak begitu memperhatikan proses belajar anak anak nya disekolah seakan tanggung jawab mereka lepas ketika orang tua menitipkan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah, padahal sebenarnya mereka butuh bimbingan lanjutan untuk bisa belajar maksimal  sehingga mereka memiliki asupan pengetahuan  lebih.
Selain berbagi ilmu saya juga memberikan refleksi  kepada anak – anak. Kebetulan tanggal 24 januari bertepatan dengan Maulid Nabi, dengan dibantu teman dan kakak, saya mengadakan lomba yang terdiri dari : lomba balap kelereng, balap karung, memasukan jarum ke botol, memecahkan air, mencari koin dalam tepung lewat mulut, makan kerupuk, tartil surat pendek, dan lomba adzan untuk anak laki – laki.
Anak anak mengikuti perlombaan dengan penuh semangat dan antusias untuk memenangkannya.  Saking semangatnya sampai mereka berangkat pagi pagi meskipun jadwal perlombaan dimulai pukul 07.30.  perlombaan berjalan dengan sangat seru dan meriah ditambah dengan kehadiran ibuk ibuk yang memberi sorak semangat kepada anak – anak.  hingga pukul 14.00 perlombaan baru selesai dan dilanjutkan dengan pembagaian hadiah, meskipun hadiahnya tidak berupa piala maupun piagam namun anak anak sangat penasaran dan dengan senang menanti hadiah yang sudah saya persiapkan berupa alat alat tulis seperti buku tulis, pensil,pena, penghapus.
Pembagian hadiah pun sangat seru, hingga hadiah terbagikan semua ditutup dengan foto bersama. Hidup ini pun semakin bersemangat ketika melihat anak anak bersemangat penuh ceria. Selain perlombaan dalam acara maulid nabi saya mengadakan cerdas cermat di akhir bulan januari dan februari dengan tujuan evaliasi ketika belajar, sejauh mana kesungguhan mereka dalam mengikuti pembelajaran bersama saya.
Proses bejalar tidak selesai sampai saya aktif kuliah lagi, namun anak anak harus tetap mandiri untuk mengerti, menyadari pentingnya pendidikan dan tentunya bisa belajar sendiri. Dengan adanya bimbingan belajar yang saya laksanakan ini, setidaknya dapat dijadikan media tempat saya menyalurkan ilmu ilmu yang telah saya dapat di kota surabaya untuk ditularkan pada anak anak khususnya di desa saya sendiri. Dan juga dapat menjadi tempat berlatih sekaligus praktek saya bagaimana menjadi guru profesional.
Target untuk liburan yang akan datang saya berkeinginan untuk membuka taman baca untuk anak anak khusunya tingkat sekolah dasar sedarajat ( SD / MI ). Karena belajar disekolah saja tidak cukup, mereka juga berhak mendapat belajar tambahan. Karena lebih dari 1 juta sel utama  yang dimiliki seorang anak pada usia SD /MI harus dikembangkan dengan menggunakan berbagia rangsangan yang harus dimilki oleh seorang guru, selain itu fektor perhatian orang tua juga merupakan pengaruh penting pada proses pertumbuhan tersebut.
Setelah  lulus kuliah nanti,  mamajukan sekolah diniyah dan mendirikan sekolah dasar adalah impian saya. mungkin impian  itu terlalu besar, tapi saya yakin  ketika kita mempunyai niat baik, ALLOH pasti akan memberikan jalan yang selebar lebarnya.  Betul tidak ?
Salam semangat !
Nikhayatus Sholikah,  MAGETAN 28 feb 2013.

0 komentar:

Posting Komentar