Catatan Liburan di
Kampung Halaman
Pagi yang tertutup kabut sejuk menghiasi bergulirnya
pagi saat itu, daun yang hijau nan asri nampak disekeliling rumah, udara segar
jauh dari polusi tentunya menjadikan kampung pedesaan penuh kedamaian di
seberang utara tanah magetan. Tempat dimana saya dilahirkan yang selalu
terkenang dimanapun saya berada.
Tepat tanggal 05 januari 2012, saya pulang kampung
setelah melaksanakan UAS semester 3 usaimeskipun pada saat itu kesehatan tidak
begitu mendukung. liburan semester kali ini sedikit berbeda dengan liburan
sebelumnya. Memang dari jauhari sebelumnya saya sudah mempunyai niat untuk
menularkan sedikit ilmu yang telah saya dapat di surabaya untuk anak anak di
kampung saya. saya membuka les gratis yang saya namai “Tadhika Puri” sebuah nama
pemberian dari kakak saya, nama tesebut berasal dari bahasa sang sekerta yang
berarti bimbingan belajar.
Hari pertama sebelum memulai bersosialisasi dengan
anak anak, tiga anak tingkat MI datang kerumah meminta saya untuk membantu
mengerjakan pekerjaan rumah mereka, karena kesulitan mengerjakannya. Berawal
dari situlah anak anak yang lain satu per satu mengikutinya, jadi tidak perlu
saya sosialisasi, dari hari kehari murid saya bertambah menjadi 35 anak mulai dari anak TK, kelas 1-6
dari SD maupun Mi baik dari desa saya sendiri maupun desa lain. Bimbingan
belajar ini memang saya khususkan untuk anak tingkat SD/MI. Dengan tujuan agar anak anak dikampung saya tidak terlalu
banyak bermain. Karena sudah berapa lama waktu yang mereka buang hanya untuk
bermain. Sebelumnya pembelajaran dimulai, saya memberikan kontrak belajar untuk
anak anak, membuat struktur kelas, piket
kelas yang harus dilaksanakan oleh setiap anak.
Murid murid saya sangat antusias untuk belajar
bersama, melihat semangat mereka saya jadi tambah semangat berbagi ilmu kepada
mereka. Setelah adanya les gratis tersebut tidak ada anak yang tidak
mengerjakan PR dan sudah tidak ada lagi yang dihukum di depan kelas. Karena
setiap masuk di kelas les, semua PR saya suruh bawa untuk dikerjakan dan
dibahas bersama.
Belajar mulai
pukul 13.30 - 15.30 sore. Karena pukul 16.00 setelah sholat ashar berjamaah anak anak harus mengaji (TPA) di mushola, malamnya habis magrib juga
mengaji di mushola yang sama, paginya sekolah sampai jam 12.30. Sehingga waktu
bermain mereka terkurangi. Sebelumnya anak anak saya tawari untuk jadwal les
mulai hari senin – kamis, tapi mereka meminta untuk les diadakan setiap hari.
Hingga akhirnya saya rubah jadwal les mulai hari minggu – jum’at dan hari
sabtu, karena bagaimanapun juga bermain juga butuhkan bagi anak anak asalkan
tidak terlalu sering.
Beberapa kendala saya temui saat mengajar, salah satunya, dari 35 anak berada pada kelas yang berbeda –
beda dan mata pelajaran yang berbeda beda pula sehingga membuat saya harus
berusaha keras untuk bisa mengajar mereka perkelas. Saya harus membahas materi
per kelas secara bergantian, hal
tersebut membuat saya kualahan dan saya pikir kurang efektif. Selain itu, terkadang
pula sampai waktu belajar habis ada beberapa kelas yang tidak kebagian waktu
untuk membahas materi.
Hal tersebutlah akhirnya mendorong saya untuk mencari
teman mengajar dan kebetulan teman saya dari jogja juga pulang kampung untuk
liburan smester. Sehingga saya meminta nya untuk membantu saya mengajar anak –
anak dan proses belajar pun semakin afektif. Teman saya memegang kelas TK,
kelas 1 dan 2, sedangkan saya memegang kelas 3,4,5, 6.
Dari sebagian anak mengusulkan untuk mengadakan iyuran
“paguyuban” sebesar Rp.500,00. Setiap hari jum’at. Mungkin uang sebesar itu
tidak tidak begitu bernilai besar, atau bakhan orang – orang meremehkan. Namun,
saya pun menanggapinya dengan baik dan menyetujuinya. karena hal ini juga akan
bermanfaat jika terbawa samapai mereka dewasa nanti, tanpa saya sadari
sebenarnya mereka sudah menanam jiwa sosial mulai sejak dini, bagi orang tua
mereka mungkin hal ini dianggap sepele, sehingga tidak begitu memperhatikan
proses belajar anak anak nya disekolah seakan tanggung jawab mereka lepas
ketika orang tua menitipkan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah, padahal
sebenarnya mereka butuh bimbingan lanjutan untuk bisa belajar maksimal sehingga mereka memiliki asupan pengetahuan lebih.
Selain
berbagi ilmu saya juga memberikan refleksi
kepada anak – anak. Kebetulan tanggal 24 januari bertepatan dengan
Maulid Nabi, dengan dibantu teman dan kakak, saya mengadakan lomba yang terdiri
dari : lomba balap kelereng, balap karung, memasukan jarum ke botol, memecahkan
air, mencari koin dalam tepung lewat mulut, makan kerupuk, tartil surat pendek,
dan lomba adzan untuk anak laki – laki.
Anak anak
mengikuti perlombaan dengan penuh semangat dan antusias untuk memenangkannya. Saking semangatnya sampai mereka berangkat
pagi pagi meskipun jadwal perlombaan dimulai pukul 07.30. perlombaan berjalan dengan sangat seru dan
meriah ditambah dengan kehadiran ibuk ibuk yang memberi sorak semangat kepada
anak – anak. hingga pukul 14.00
perlombaan baru selesai dan dilanjutkan dengan pembagaian hadiah, meskipun
hadiahnya tidak berupa piala maupun piagam namun anak anak sangat penasaran dan
dengan senang menanti hadiah yang sudah saya persiapkan berupa alat alat tulis
seperti buku tulis, pensil,pena, penghapus.
Pembagian
hadiah pun sangat seru, hingga hadiah terbagikan semua ditutup dengan foto
bersama. Hidup ini pun semakin bersemangat ketika melihat anak anak bersemangat
penuh ceria. Selain perlombaan dalam acara maulid nabi saya mengadakan cerdas
cermat di akhir bulan januari dan februari dengan tujuan evaliasi ketika
belajar, sejauh mana kesungguhan mereka dalam mengikuti pembelajaran bersama
saya.
Proses
bejalar tidak selesai sampai saya aktif kuliah lagi, namun anak anak harus
tetap mandiri untuk mengerti, menyadari pentingnya pendidikan dan tentunya bisa
belajar sendiri. Dengan adanya bimbingan belajar yang saya laksanakan ini,
setidaknya dapat dijadikan media tempat saya menyalurkan ilmu ilmu yang telah
saya dapat di kota surabaya untuk ditularkan pada anak anak khususnya di desa
saya sendiri. Dan juga dapat menjadi tempat berlatih sekaligus praktek saya
bagaimana menjadi guru profesional.
Target untuk
liburan yang akan datang saya berkeinginan untuk membuka taman baca untuk anak
anak khusunya tingkat sekolah dasar sedarajat ( SD / MI ). Karena belajar disekolah
saja tidak cukup, mereka juga berhak mendapat belajar tambahan. Karena lebih
dari 1 juta sel utama yang dimiliki
seorang anak pada usia SD /MI harus dikembangkan dengan menggunakan berbagia
rangsangan yang harus dimilki oleh seorang guru, selain itu fektor perhatian
orang tua juga merupakan pengaruh penting pada proses pertumbuhan tersebut.
Setelah lulus kuliah nanti, mamajukan sekolah diniyah dan mendirikan
sekolah dasar adalah impian saya. mungkin impian itu terlalu besar, tapi saya yakin ketika kita mempunyai niat baik, ALLOH pasti
akan memberikan jalan yang selebar lebarnya. Betul tidak ?
Salam semangat !
Nikhayatus Sholikah, MAGETAN 28 feb 2013.
0 komentar:
Posting Komentar