Mencoba mengingat kepolosan"
masa kecil"
Nggak tau kenapa tiba tiba pikiran saya teringat
pada 10 tahun silam, dimana saya masih terlihat sangat polos. Saya lupa pastinya
ketika umur berapa, yang jelas pada saat itu saya masih berada di tingkat
sekolah dasar. Berangkat sekolah bersama
– sama dengan naik sepedah , dan tak jarang pula kita jalan kaki bersama jika
salah satu sepeda dari kami ada yang rusak. Meskipun hanya milik satu orang
tapi teman teman yang lain ikut berjalan kaki karena memang dulu rasa
kesetiakawanan kami tak dipertanyakan lagi. Meskipun kami hidup penuh
kesederhanaa,namun rasa kebersamaan sangat erat diantara kami.
Setiap hendak berangkat sekolah,
halaman depan rumah saya tepatnya di bawah pohon mangga menjadi tempat
berkumpul teman teman yang semuanya berbeda kelas ada 6 anak, mereka adalah sitoh waktu itu kelas 5,
yana dan idin sekelas dengan saya kelas 3 , fitri(kakak saya) kelas 6, sopingi
kelas 4.saat itu hanya 6 anak yang sekolah di SD dan kebetulan waktu itu kakak
saya kelas 6 dan paling tua diantara yang lain. Ketika ada salah satu dari kami yang telat,
maka yang lain pun ikut telat. Karena sebelum jumlah kami lengkap kami tidak
beranjak dari tempat mangkal kami sebelum berangkat, Mungkin karena terbiasa berangkat sekolah bersama,
dan pulang pun bersama, kebiasaan seakan
membuat kami hidup dalam kebersamaan yang kuat.
Sekolah kami sekitar 1 km
dari desa kami, kebetulan letaknya di tengah tengah sawah yang jauh dari
pemukiman penduduk. Namun, sedikit dekat dengan pondok pesantren “ Tarbiayatul Ulum ” desa Sumursongo.
Yang membuat enak, suasana di halaman sekolah sangat sejuk setiap harinya nya karena
di depan sekolaha merupakan hamparan
sawah dan tanaman tebu, sehingga memberikan hawa semilir angin sepoi tiada
henti tiap harinya.
Suatu hari ketika pulang sekolah, sepeda sopingi
rantai nya los. Kami berhenti di pinggir jalan dan kebetulan tepat di samping
jalan merupakan tanaman tebu yang sangat luas milik seorang pengusaha pabrik
gula “ purwodadi”. saat itu
sangat marak berita penculikan yang pelakunya biasanya menggunakan mobil jib
yang manjadi sasaran adalah anak anak sekolah. Ada cerita juga, kata orang
orang korban penculikan akan dijadikan tumbal. Berhubung kami masih kekanak – kanakan kami percaya
percaya saja. Ketika itu masih jarang kendaraan roda empat seperti jib
di desa kami. Saat memperbaiki rantai sepeda sopingi dari kejauhan sitoh
melihat mobil jib persis seperti yang diceritakan orang orang. Kami
langsung panik dengan pikiran campur aduk penuh, ketekutan, kekhawatiran,
kegetiran sungguh ngeri.
Dan
tanpa pikir panjang, kami langsung masuk kedalam rumbukan tanaman tebu
yang sudah tinggi, sepeda pun ikut kami
gotong masuk dalam rerumbukan tebu. Kami diam tanpa kata karena takut, suasana
semakin sunyi, ngeri, bahkan mencekam. Entah apa yang ada dalam benak teman
teman yang lain yang jelas Sempat saya, berfikir kalo saya ketangkap penculik
itu, saya tidak bisa bertemu orang tua saya lagi, akan diapakan saya nantinya,
dan mungkin pikiran teman yang lain tak jauh dari apa yang saya pikirkan.
Pikiran pun terus melayang. Tak terasa
Baju seragam merah putih berlumuran lumpur, badan berkeringat, dan gatal
terkena hama tanaman tebu.
Sungguh sangat mendebarkan ketika
jib itu semakin mendekat, mendekat dan mendekat. Ketika berada tepat di tepi
jalan dimana kami berhenti mobil jib itupun berhenti. Dan kami semakin
ketakutan kami belum siap untuk dijadikan tumbal, hati dag dig dug badan pun
menjadi panas dingin. 3 orang dari mereka keluar dan 1 orang di dalam mobil, semua
berbadan kekar, tinggi dan berseragam sambil mangamati kesana kemari dan salah satu dari mereka melihat keberadaan
sepeda kami di balik seling selingan daun tebu dan lengsung menuju ke arah
kami. Jantung berdetak kencang dari sebelumnya dan akhirnya dengan dana tinggi
. “hey, nyapo we neng kene le?” kami tak bisa bicara karena sangking
ketakutan. Bapak bapak itu menggiring kami menuju piggir jalan. “ we arep maling tebu to?” mboten
pak, tak kiro sampean penculik, ampun pak kulo mboten maling tebu kog ! ” jawab idin, teman laki laki paling tua setelah kakak saya
fitri. Ternyata mereka adalah mandor tebu
yang hendak mengontrol tebu yang akan dipanen. Meskipun pikiran kami terlepas
dari kegelisahan tetep saja kami was was dan ketakutan, karena kami berhadapan
dengan mandor tebu yang terkenal galak, bisa jadi kami harus berurusan dengan
pengusaha pabrik tebu “ purwodadi ”
karena dituduh maling tebu. Akhirnya kami disuruh pulang dan sesampainya
dirumah saya ganti baju dan saya tidak kawatir baju kotor karena besoknya ganti
sragam pramuka.
Lain hari ketika hendak
pulang sekolah dengan jalan kaki bersama teman teman lagi lagi kami melihat mobil, dengan kecepatan rendah
kali ini mobil jenis pic up.
Mengingat kabar mengerikan itunseakan kami trauma, kami langsung bersembunyi di
kalenan ( tempat untuk aliran air di sawah ) yang diselingi rerumbukan
tanaman rumput ilalang, setelah mobil itu dekat ternyata mobil itu milik pak
lurah yang habis memanen kacang tanah di ladang nya. Dan kami teriak untuk
minta tumpangan.
Akhirnya mobil berhenti dan
kami naik di jok mobil belakang, bersama kacang hasil panen pak lurah, kebetulan
kacangnya masih seger dan masih dengan batangnya sambil mobil itu melaju kami
memakan kacang dengan santainya, hehe. Setelah tiba di depan rumah kami masih
diperbolehkan membawa beberapa genggam
kacang . terima kasih pak lurah.
Sungguh masa kecil yang begitu polos,
Mungkin kurang lebih Seperti itu yang saya ingat saat berada disekolah dasar.
Ini ceritaku, apa ceritamu !
By:
nikhayatus sholikah, anak seberang utara tanah magetan*)
27
desember 2012.
Cerita menarik dari seberang utara Magetan. Saya Jadi ikut-ikutan kepikiran waktu kecil dulu, saat berangkat sekolah di MI. Meskipun setting dan latarnya berbeda namun ada kesamaan cerita, sama-sama polosnya. hehe
BalasHapusDitunggu cerita menarik lainnya.
terima kasih atas comentnya. masa kecil memang sangat mengesankan, tapi tidak banyak yang saya ingat seiring bertambahnya umur menjadi semakin banyak kehidupan yang kita hadapi.. pabrik gula purwodadi itu yang dulu menjadi tempat p.dahlan untk melatih voly ..hehe. salam semangat!
BalasHapus