Selasa, 13 Agustus 2013

exsperiance


Menyelami Kehidupan Pulau Garam Bersama Teman- teman FKMB
Oleh: Nikhayatus s.*)
            Minggu, 14 juli 2013. Pagi itu menunjukkan pukul 06.00 saya bergegas menuju gerbang kampus menunggu teman teman dari IAIN berjumlah 9 orang. Salah dua dari kami ternyata sampai lebih awal. Mereka berdua mencari carteran len menuju kampus unair B, tidak begitu  lama akhirnya mendapatkan sesuai yang diinginkan. dengan ongkos Rp. 65.000,00 Tanpa basa basi kami pun segera berangkat menuju tempat tujuan. Dan ternyata teman teman dari kampus lain sudah menunggu dari 1 jam yang lalu.
            Tak terasa len yang kami tumpangi pun sampai di tempat yang kami tuju. Turun dari len suara yang pertama kali saya ucapkan adalah  permohonan maaf untuk  keterlambatan kami dan sekedar berjabat tangan sambil menyebutkan nama sebagai tanda perkenalan kami yang  belum pernah bertemu sebelumnya. Perjalanan tidak cukup sampai disitu, dengan berbekal do’a dan harapan agar selamat sampai tujuan  dengan  diselingi foto untuk dokumentasi kami segera naik truk TNI yang telah disewa oleh teman teman dari unair, kami segera berangkat menuju desa katol baat, bangkalan, Madura untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial yang dinamai “ BINA DESA”.
Dengan melewati jembatan suramadu yang juga merupakan salah satu simbol FKMB, kami menikmati perjalanan meskipun sebagian dari kami tertidur, menahan perut mules, mabuk dll. dengan kondisi jalan terjal penuh andrenalin sangatlah menantang. tibalah kami setengah perjalanan. Yang tidur biarlah tidur. Yang masih bertahan, kami manfaatkan untuk menyaksikan pemandangan asri nampak alami dan jauh dari polusi di setiap sudut perjalanan sambil menikmati guncangan truk kala melintasi polisi tidur berkali kali.
            Belum sampai lokasi, suasana dan budaya penduduk madura telah terlihat, di sepanjang perjalanan tak sedikit dari penduduk menyapa santun kami sebagai tanda kami diterima baik. Setelah 2jam dalam penantian akhirnya kami tiba dilokasi baksos. kami segera bergegas menurunkan barang barang bawaan yang tak sedikit, setelah itu sekedar beristirahat merebahkan badan sampai waktu menunjukkan pukul 15.00. selanjutnya kami tidak dapat bersantai lagi karena segudang kegiatan sudah  menunggu kami. Untuk  jadwal pertama kami yaitu pembukaan baksos yang dihadiri oleh pak kades desa katol barat beserta tokoh masyarakat. Acara pembukaan bisa dikataan lancar akan tetapi ada sedikit kendala karena agenda buka bersama penduduk tidak terlaksana lantaran miss komunikasi dari teman sesama FKMB. Saya sebagai koord. Sia acara merasa bersalah atas kejadian tersebut. dan berjanji untuk tidak terulang lagi.
            Malam pertama saya dan teman teman melaksanakan sholat tarawih bersama penduduk. merupakan pengalaman yang sangat menarik bagi saya. hari hari permulaan saya maknai dengan hari adaptasi. Tak mudah memang untuk melakukan penyesuaian di sebuah tempat yang belum pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut sebelumnya apalagi Madura terkenal dengan penduduk yang menjunjung tinggi adat dan budaya serta  berwatak keras. Pada awal pertama kali mengalaminya,  saya  merasa kurang nyaman. Namun, itu hanya alasan dan  akan menghambat  proses perjalanan yang  menjadi sebuah cerita menarik nantinya.  Ya, saya hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan keadaan dan kondisi di desa itu. Dalam jangka waktu 3 hari akhirnya masa masa adaptasi pun terlewati. Saya bersama teman teman yang lain seakan mulai menyatu baik dengan warga  bahkan alam disekitarnya.
            Secara garis besar agenda harian saya dan teman teman, pukul 30.30 sahur bersama. Hari pertama sahur saya sedikit dicengangkan dengan sepiring nasi yang terlihat keras karena belum matang, lauknya pun hanya mie instan, tahu dan tempe. Sebab kali pertama menyiapkan menu sahur sebagian teman yang bertugas menyiapkan makanan sedikit kuwalahan karena kompor gas yang digunakan memasak untuk 45 orang jumlahnya hanya 1 sehingga membutuhkan waktu yang lama. Nasi kurang matang pun menjadi menu spesial untuk hari pertama baksos.berhubung semua itu dirasakan bersama-sama membuat makanan seperti apapun terasa lezat.
            pukul 08.00 adalah jadwal mengajar di SD, SMP dan SMA. Kebetulan saya dipercayai untuk menjadi koord.mengajar SD. Hari pertama pun mengalami sedikit kendala karena ketidak jelasan surat izin yang diberikan kepala sekolah. Hal Ini dikarenakan kepala sekolah di SDN 2 katol barat selama ini mengalami sakit sakitan. Hingga sampai hari H kami pun belum mengantongi izin mengajar di SD tersebut. untuk itu hari pertama dengan harapan yang masih mengambang antara jadi atau tidak jadi mengajar, saya bersama teman yang lain mendatangi gedung sekolah  yang berdiri dengan 6 ruang kelas, satu ruang perpus , satu kantor guru yang terlihat sempit it, dan tampak dari luar sebuah ruang kecil yang kotor tidak teratur, ternyata  itu ruang UKS. Kamar mandi pun terlihat digembok sehingga sebagian siswa laki-laki kencing dibelakang gedung sekolah.
            Sekilas dengan menghela nafas, hati saya berbicara meski tak ada yang mendengarkan. Seakan bebincang dalam sebuah dialog. Bertanya tanpa tau siapa yang akan menjawab. Mengadu tanpa tau siapa yang akan mendengarkan.  Seperti ini kah pendidikan di indonesia, sekolah yang seharusnya menjadi taman impian untuk anak-anak bangsa dengan berjuta impian mereka. Sebuah tempat yang membuat anak merasa nyaman dan betah ketika memasukinya. Sebuah tempat untuk siswa menerima ilmu dengan tenang. Semua itu jauh dari yang dibayangakan.
            Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kali nya di gedung itu, saya dan teman teman yang mendapati tugas mengajar di SD disambut dengan  senyum anak-anak pulau garam itu, senyum yang begitu polos penuh impian. melihat keceriaan mereka membuat kami semakin antusias untuk mengajar. Wajah wajah yang begitu lepas dari beban menjadi pemandangan awal masuk sekolah. Setelah berbicara panjang lebar dengan sekretaris sekolah, akhirnya kami diizinkan untuk mengajar di SD tersebut. tak lama kemudian saya dan teman teman segera memasuki kelas kelas yang sudah dibagi sebelumnya.
            Kebetulan saya mendapati bagian kelas 6. Orang orang menyebutnya kelas atas yang merupakan kelas tertinggi dari kelas 1-5.  Kelas yang di dalamnya berisi murid murid dengan pemikiran yang sudah tinggi untuk tingkat sekolah dasar. Saya tercengang  dengan jumlah siswa kelas 6 yang berjumlah mencapai 61 anak dengan menempati satu ruangan yang tidak begitu luas. Hari pertama masuk skolah hampir setengah dari jumlah kelas tidak masuk. Sehingga untuk duduk merka masih bisa berpasangan. Namun ketika semua siswa masuk, mereka harus rela berdesakkan untuk berbagi tempat duduk dimana satu tempat duduk untuk 3 orang.
            Hari pertama saya bersama 2 teman saya isi dengan perkenalan. dengan wajah malu malu karena belum mengenali kami. perkenalan pun kami mulai satu per satu dari siswa yang duduk paling  pojok, namun, berhubung waktu yang terbatas dan jumlah murid yang begitu banyak kami memutuskan untuk dilanjutkan lain kesempatan dan segera kami lanjutkan untuk motivasi, pembentukan struktur kelas dan pembentukan jadwal piket kelas serta sedikit materi tentang puasa.
            11.00 istirahat siang setelah tenaga terkuras, hingga pukul 15.00 adalah  Jadwal mengajar TPA. berhubung anak anak tidak ada yang berminat mengaji bersama kami karena beberapa faktor,salah satunya jarak rumah yang  jauh dan sebagian sudah mengaji ditempat masing – masing , saya yang kebetulan ditunjuk sebagai koord, sie acara sedikit kerepotan untuk menggati jadwal yang telah saya susun.
            Setelah mendapat kesepakatan bersama akhirnya masalah terpecahkan.  pukul 17.30 buka puasa bersama peserta baksos dan dilanjutkan sholat magrib. Karena masih dalam bulan penuh berkah, di bulan ramadhan ini saya berniat untuk tidak melupakan lantunan ayat suci al-qur’an walaupun hanya satu ayat. Meskipun teman teman sibuk dengan tugas nya masing masing saya dengan sebagian teman duduk di sebuah karpet hijau di sebuah mushola milik pak lurah untuk mengaji sembari menunggu waktu adzan isya’ tiba dan mengikuti sholat tarawih bersama warga.
            Hari keempat bertepatan hari jum’at agenda nya adalah seminar “orang tua dan anak soleh” dengan pemateri ibu indah cahyani, dosen ilmu hukum dari UTM. Seminar ini deperuntukkan  anak kelas 5 & 6 dan dihadiri oleh para orang tua nya untuk mendapat pengarahan dari pemateri tentang bagaimana mendidik anak menjadi sholeh sholihah yang berbakti kepada orang tuanya. Memang kesadaran orang tua dalam mendidik anak di desa kato barat sangatlah kurang, apalagi kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk anaknya. Lagi lagi jauh dari yang dibayangan.
Acara seminar dimulai pukul 07.00. Hati ini merasa malu ketika para orang tua datang sebelum pukul 07.00 sedangkan kami yang telah mengundang mereka masih bersantai-santai yang menyebabkan kami telat menuju lokasi. Ternyata mereka sangatlah tepat waktu. Acara seminar  sedikit terhambat dengan keterbatasan bahasa indonesia yang dimiliki warga desa katol barat. Hanya sebagian yang bisa memahaminya, sebagian lagi masih dalam tanda tanya. Meskipun demikian acara berjalan lancar dan mendapat tanggapan baik dari para orang tua murid. 
            Selama 8 hari berada di tengah tengah masyarakat madura menjadi sebuah pengalaman yang mengasankan bagi saya. merasakan hidu berdampingan langsung dengan penduduk Madura secara langsung. bertemu dan saling mengenal mahasiswa dari kampus lain. Dengan sedikit  Bergurau seakan akan mengilangkan segala gejolak, keluh kesah selama menjalankan kegiatan selama baksos berlangsung. meskipun tanggung jawab kami sangatlah banyak saat itu, dengan bermacam celoteh  dari teman teman membuat suasana semakin ringan dan hangat penuh kebersamaan. Agenda-agenda rapat pun berjalan santai tapi serius.
            Tak terasa seiring berjalanya jarum jam, berkat kerja keras dan kekompakan disertai komitmen teman teman FKMB satu per satu jadwal/agenda yang kami rancang sebelumnya terlaksana. Berbagai kekurangan, halangan tak jarang menghampiri kami. Namun,dengan kekuatan bersama seakan tak ada yang tidak mudah. apa yang dilakukan FKMB sebagai niat mulia timbal balik, atas kesadaran bahwa kami mahasiswa bidik misi dapat merasakan perkuliahan karena uang rakyat. Dan kemana lagi bakti kita berikan kalau bukan untuk rakyat. Semoga bermanfaat dan terus menjalin silaturrahmi antar teman, saudara kita se- indonesia serta lebih produktif ke depannya. Amien !
Nikhayatus.s.( anak seberang utara tanah magetan) 24 juli 2013
               

4 komentar:

  1. exsperiance? di cek di google translate nggak nemu artinya, mungkin yang kamu maksud experience :D

    judulnya kok ada 2, jadi bingung, "exsperiance" atau "Menyelami Kehidupan Pulau Garam Bersama Teman- teman FKMB"?

    seru memang kumpul dengan kawan yang sebelumnya belum kenal, bisa menambah relasi juga pengalaman yang bisa jadi pada suatu saat menjadi tak terlupakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ,,kan masih belajar menulis mas fikar.! iya apalagi dr berbagai universitas di surbaya. memang "amazing experience"

      Hapus
  2. Tulisan yang bagus. Hanya saja kurang begitu teratur penempatan tanda bacanya. Terus menulis ya! Menulis adalah bukti nyata bahwa kita pernah ada. Salam literasi!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya .masih tahap belajar kak ! nanti kedepanya bisa diperbaiki. makasih atas sarannya !

      Hapus