Sabtu, 31 Agustus 2013

Catatan Lebaran


            Tak terasa 30 hari yang begitu mulia telah usai kita lewati. Dengan berbekal harapan mendapat kemuliaan dari Allah SWT, hingga umat islam berlomba-lomba beribadah kepada Allah SWT. Tak beda dengan umat islam lainnya, ramadhan kali ini pun saya manfaatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, entah mengapa tak begitu bersemangat dibandingkan dengan ramadhan tahun kemarin.
            Bertepatan  pada moment ramadhan kali ini, saya bersama teman-teman yang tergabung dalam FKMB suramadu (Forum Komunikasi Mahasiswa Bidik Misi Se-surabaya dan Madura ) tepatnya tanggal 14-21 juli 2013 mengadakan bakti sosial di madura yang dilaksanakan di kepulauan Madura. Selama satu minggu penuh itu pula, telah banyak pengalaman dan kenangan yang kami ukir bersama dari berbagai kampus se Surabaya-Madura.
            Seusai pulang dari madura, kali ini saya bersama teman-teman IMAMA (Ikatan Mahasiswa Magetan) mengadakan pengajian umum “Sambang Dakwah Ramadhan” yang dilaksanakan di desa Kambingan, Kec. Takeran, Magetan. Dan kebetulan saya ditunjuk sebagai pembawa acara dalam pengajian tersebut. Sedikit pengalaman sekaligus latihan buat saya untuk bisa berbicara di depan publik.
            Setelah 30 hari terlewati, dan palu sidang istbat pun diketuk, pertanda telah memasuki tanggal 1 syawal, hari yang kita nanti-nanti selama 30 hari  pun telah disambut dengan gema takbir yang begitu menggetarkan jiwa.  Tak jauh beda dengan umat islam lainya, saya pun turut memeriahkan gema takbir yang berkumandang dengan hati yang  tak kalah gembiranya.
            Seperti pada umumnya, seusai sholat subuh dan pagi pun menjelang, saya melaksanakan sholat Ied di Masjid sebelah barat rumah saya. dilanjutkan dengan acara slamatan hingga menyalakan berbagai jenis petasan di depan Masjid membuat suasana pun semakin meriah. Sesudah itu, saya pun hendak halal bihalal di rumah para tetangga. Namun, sebelum meminta maaf kepada tetangga saya sungkem terlebih dahulu kepada bapak dan ibu saya, memohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan saya selama satu tahun yang lalu  dan memohon doa untuk kelancaran kuliah saya di Surabaya. Suasana pun begitu mengharukan sampai air mata pun tak bisa terbendung.
            Setelah saya sungkem dengan kedua orang tua, gantian saya berkeliling kerumah para tetangga. Dengan baju yang sudah sering saya pakai untuk kuliah di surabaya, karena memang  saya tidak begitu tertarik membeli baju untuk lebaran tahun ini. Saya lebih memilih menabungnya untuk kebutuhan perkuliahan saya. Dengan sedikit bedak yang terpoles dimuka, bukannya apa apa, hanya ingin kelihatan segar saja ketika saya berkeliling bersama keluarga, teman, dan para tetangga.(hehe)
            Seusai seluruh rumah kami datangi, saya bersama keluarga langsung menuju rumah si mbah yang tidak begitu jauh dengan desa saya, disana menjadi moment sungkem dan bekumpul bersama. Tak lama setelah itu,berhubung cuaca yang begitu panas membuat saya sedikit malas untuk keluar. Akhirnya saya putuskan untuk pulang kerumah saja lalu tidur.
            Malam harinya giliran saudara yang berada di desa bayem wetan yang akan saya datangi. Tapi, lagi lagi rasa males masih hinggap pada diri saya, hingga akhirnya saya pun tak ikut ke rumah saudara dan memilih untuk nonton TV di rumah (tidak untuk ditiru). Keesokan harinya berkunjung kerumah para Kiai dan lagi lagi saya tidak ikut, hanya bapak, ibu dan kerabat kerabat lain. Kemudian malamnya saya diajak ke dalem kiai “Singo Wali Songo” yang terletak di desa Kartoharjo. Kali ini saya mengiyakan. Dengan menggunakan mobil tetangga saya bersilaturrahmi ke sana.
            Siangnya saya dan keluarga mengadiri reuni keluarga besar eyang KH. Syahri Musthofa yang merupakan bebuyut dari kakek nenek kami. Jumlah baik anak, cucu,cicit dll pun sudah mencapai ratusan. Semua berkumpul bersama keluarga baik yang rumahnya dekat maupun dari jauh. Semua berkumpul bercengkrama bersama. Acaranya pun di isi dengan tahlil dan doa. Setelah acara selasai saya mampir sebentar ke rumah si mbah karena ada saudara yang kesana.
            Sore hari nya saya bersama om Huda, kak Ton dan Nida(adik keponakan) berangkat ke trenggalek untuk silaturrahim ke rumah saudara disana sekaligus berlibur ke pantai pasir putih. Pukul 15.00 sore saya dijemput kedua kakak saya. waktu yang kurang pas untuk saya, karena saat itu masih bermalas-malasan dan sekedar tidur-tiduran. Sebenarnya saya tidak diperbolehkan ibu saya untuk pergi. Namun, saya memaksakan. Akhirnya saya diperbolehkan dengan syarat tidak boleh mengeluh ketika sakit kambuh saat pulang .
            Seusai bersih diri saya bersama kedua kakak, pergi menjeput adik saya. rencananya kami akan berangkat berempat. Dengan menggunakan dua sepeda motor kami berangkat menuju trenggalek. Di tengah perjalanan kak Ton dan Nida kesasar. Mereka salah jalan hingga saya dan om Huda berhenti dan berbalik arah untuk mencari keberadaan mereka. hal itu membuat perjalanan molor beberapa jam. Yang rencananya sampai di trenggalek pukul 18.00 molor hingga pukul 20.00. perjalanan yang melelahkan namun, kami menikmatinya.
***
            Kami tiba di rumah saudara pukul 20.00 setelah isyak dengan disambut hangat pemilik rumah dan anaknya yang lucu. Suasana yang semakin malam kami isi dengan beberapa obrolan dengan saudara hingga tak terasa mata kami pun ngantuk hingga akhirnya kami tertidur lelap hingga pagi menjelang. Tak sabar rasanya ingin melihat pemandangan di pantai pasir putih. Sesudahnya bersih diri dan sarapan pagi, kami segera berpamitan untuk berangkat menuju pantai dengan jarak tempuh kurang lebih 3jam.
            Pagi yang begitu cerah menghiasi perjalanan yang begitu menyenangkan. Tanpa ada rasa canggung atau malu-malu kami bercanda, bergurau dan sesekali bermanja-manja karena memang kami berempat masih saudara. Sesekali kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin, dan berhenti di alfamart untuk membeli makanan karena dilokasi harganya bisa mencapai dua kali lipatnya harga pada umumnya.
            Tak terasa kami pun tiba di lokasi dengan membayar tiket 10.000 per orang kami bisa menikmati pemandangan yang begitu menakjubkan. Sungguh ciptaan Allah yang patut kita syukuri. Pertama kali turun dari motor hawa sejuk pun telah memanjakan kami lebih dulu, pasirnya pun bersih tempatnya juga rapi. Tak sabar rasanya ingin menceburkan diri ke dalam lautan. Sebelum berbasah-basah kami berfoto foto untuk kenang-kenangan.
 Berhubung sudah tidak sabar, saya orang pertama kali menceburkan diri ke dalam laut, kak Ton dan om Huda masih membeli celana pendek karena mereka tidak membawa celana ganti. Seusai proses tawar-menawar dan berganti celana, mereka langsung menyusul menceburkan diri di lautan lepas, berenang, bermain pasir, foto narsis, ngobrol dan bercanda bersama kak Ton, om Huda, dan Nida di atas pasir, memanjat batu besar,  mengukir nama di sebuah pohon, mengubur diri di dalam pasir dan sesekali merasakan hantaman ombak yang begitu kuat, membuat badan ini serasa tak berdaya sama sekali.sungguh kenangan yang begitu menyenangkan.
            Perasaan senang itupun membutakan kami akan waktu. Tak terasa mulai pukul 09.00-14.00. ya, 5 jam berlalu dengan perasaan lepas seakan segala beban pikiran hilang seiring hempasan ombak di pantai pasir putih. Kami pun masih belum puas dan masih ingin menikmati ombak yang begitu ngangeni itu. Tapi waktu yang semakin mendekati sore membuat kami segera bergegas  mentas dari dalam air dan melanjutkan petualangan kami.
            Kami segera mandi dan ganti baju, lalu hang out menuju “guo lowo” yang tidak jauh dari lokasi pantai. Dengan perjalanan kurang lebih setengah jam kami sampai di tempat dimana sarang kelelawar raksasa ada disana. Di tengah perjalanan kami melihat penjual durian, kami berhenti sebentar untuk membelinya. namun karena bukan musimnya, penjualnya pun menaikkan harga yang tidak wajar, dan berhubung kami kepengen akhirnya harga 55.00 pun kami setujui.
 Kami berempat masuk dengan membayar tiket sebesar 10.000 per orang. Berjalan menyusuri jalan setapak sempit menuju badan goa. Sebelum sampai di badan goa kami beristirahat ditempat yang memang disediakan untuk beristirahat. Dengan ditemani makanan ringan yang kami bawa,kami mengobrol santai di dalam goa. Ketika hendak melanjutkan perjalanan tiba-tiba om Huda mencari-cari kunci sepeda motor yang nihil di kantongnya. Akhirnya dengan perasaan kurang tenang kami berempat memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan menyusuri goa dan memilih untuk kembali menuju parkir mencari kunci sepada motor.
            Ternyata kunci yang kita cari tertinggal di sepeda motor yang kami parkir. Perasaan sedikit lega setelah menemukan kunci motor tersebut. Setelah itu kami sekedar nyantae duduk dibawah pohon beringin dan membelah duren yang kita beli diperjalanan. Ternyata harga yang begitu mahal tak sesuai dengan kualitas duren yang kita beli tadi. Buah yang belum matang membuat rasanya seperti nangkamentah,bahkan nangka mentah pun masih ada rasa manisnya, sedangkan itu tak ada rasanya sama sekali. Saat itu pula kami sadar kalau ternyata kami dibohongi oleh penjual nya. Tapi tidak apa apa, hitung hitung sedekah dan penjualnya lah yang akan menanggung dosanya, bukan begitu ?
            Waktu yang semakin sore mengharuskan kami untuk melanjutkan perjalanan untuk pulang. Rencana mau mampir ke rumah teman pun kami urungkan, karena takut kamaleman tiba dirumah. Ditengah perjalanan kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin sekaligus sholat lalu melanjutkan perjalanan kembali. Disaat jalan raya ramai tak sengaja motor yang saya dan kak Ton tumpangi hampir menabrak ibu-ibu yang sedang menyebrang jalan. Dan untungnya belum sampai tertabrak.syukurlah, sebuah peringatan untuk lebih berhati hati lagi.
            Waktu terus berlalu kami pun terus menikmati perjalanan pulang hingga petang. Sehabis maghrib kami sampai di alun-alun Ponorogo. Kami pun mampir untuk mencari makan karena perut kami sudah keroncongan. kak Ton dan om Huda mencari kaos reog ponorogo. Nida membeli tas dan kacamata, saya pun kepengen sepatu sket dan akhirnya kak ton membelikanya untukku.
            Setelah puas berkeliling kami melanjutkan perjalanan pulang. Hingga akhirnya pukul 22.15 kami tiba dirumah dengan selamat. Sungguh perjalanan yang melelahkan namun menyenangkan, bersama kakak-kakak dan adik saya berpetualang mengukir kenangan indah yang tak akan terlupakan. Semoga tahun depan dapat mengulang kembali kenangan itu. I love u all !
Magetan, 8-9 August 2013.
NIKHAYATUS. S, Anak seberang utara tanah Magetan
           

0 komentar:

Posting Komentar