Mengusir Kegalauan, Di Makam Sunan Ampel
Oleh: nikhayatus sholikah*)
Minggu, 21 Oktober
2012, di pagi yang cerah dengan sedikit panas khas kota metropolitan surabaya,
disaat itulah aku di termenung
menyaksikan segala apa yang dicipta NYA. Disaat itu pula q merasakan penat yang
tak terkalahkan, fikiran yang sedikit mulai lengah tak terkendali, aku terus
dan terus berfikir. Selama hidup di kota metropolitan aku menemukan banyak hal
yang belum pernah ku jumpai sebelumnya.
Ketika terik matahari mulai mengeluarkan panasnya terlintas di benak ku
untuk berziarah ke makam raden rahmat rahmatulloh yang lebih dikenal dengan
Sunan Ampel. bersama sahabat aku menyusuri jalur demi jalur kota surabaya
dengan menggunakan angkutan kota menikmati
perjalanan yang sedikit melelahkan tapi hasilnya pun tak terlupakan.
Sambil menikmati perjalanan, aku bertemu dengan seorang anak
perempuan sekitar umur 6 tahun bersama ibunya yang sedang melakukan perjalanan
untuk mengemis di suatu tempat, tak sengaja aku mendengarkan perbincangan anak
dan ibu pengemis itu,” ibu! Mataku kog gak sembuh sembuh ya “ kata si anak
sambil mencoba menunjukan matanya yang bengkak si sebelah atas kelopak matanya,
lantas sang ibu menjawab” jangan mengeluh nak, mata itu anugrah dari ALLAH
,kita harus bersyukur masih diberi mata olehnya, masih banyak teman kita yang
kurang beruntung karena buta tidak bisa melihat, gimana kalau kamu gak punya
mata, pasti nanti kamu gak bisa membaca dan gak bisa kuliah nantinya “ si anak
pun menjawab dengan semangat” iya bu aku akan menjaga mata ini dengan baik,
agar tetap bisa membaca dan bisa kuliah nanti “. Dari percakapan singkat tersebut,
seorang pengemis yang hidupnya tak tentu arah dan tujuanya masih bisa bermimpi,
mempunyai keinginan untuk kuliah untuk menggapai cita citanya. Di saat itu aku
termenung, bagaimana jika posisi anak itu tergantikan olehku. Masihkan aku bisa bermimipi.
Tanpa terasa angkutan kota
membawaku semakin jauh dari kampus menuju makam sunan ampel, tak lama kemudian
aku menemukan seorang anak kecil di tengah-tengah trotoar dengan membawa tas
kecil bersama setumpuk koran diatas tangan tanpa alas kaki, dengan wajahnya
yang kusam dan sedikit hitam karena terlalu sering terkena sengatan sinar
matahari si anak mengeluarkan sepatah dua kata untuk menawarkan kepada para
pengendara yang berhenti di lampu merah dan kebetulan angkutan yang aku
tumpangi berhenti dan si anak menyodorkan koran nya padaku, aku mencoba coba
bertanya pada si anak “ untuk apa kamu menjual koran ini ?., “untuk jajan
sekolah mbak “ jawab si anak emang kamu kelas berapa?” tanyaku lagi. “Kelas 3”
.cita-cita mu apa “ tak ragu ragu si anak menjawab “ ingin menjadi dokter ”.
lagi-lagi aku kembali termenung, jika posisi anak itu tergantikan oleh ku,
apakah aku juga masih punya mimpi?. Anak tersebut merelakan kakinya lecet untk
menjual koran hanya untuk uang jajan agar bisa mencapai impianya menjadi
dokter.
Tak terasa perjalanan ku telah sampai di depan gerbang masuk menuju
makam Sunan Ampel, hawa sejuk sudah mulai mengitari tempat disekeliling, memang
di kawasan ini memiliki udara yang sejuk di tengah tengah terik panasnya kota
surabaya. Aku langsung menuju tempat wudlu untuk mengambil air wudlu untuk
melaksanakan sholat berjamaah karena kebetulan setibanya di makam adzan dhuhur telah berkumandang.
dengan aura sejuk di tambah energi positif dari masjid tertua di indonesia ini
aku bertafakur, menyerahkan segala beban yang ada, menghilangkan semua
kegalauan yang sempat menhampiriku ,hingga aku benar benar merasa tentram,
penuh kedamaian dan ketenangan, merasakan indahnya hidup tanpa beban, seperti
hanya ada aku dan sang maha khaliq. Di makam ini memiliki keistimewaan tersendiri
yang dapat dijadikan tempat pengusir
kegalauan dan penentram hati. dengan berziarah ke makam para wali, kita menjadi
selalu ingat bahwa kita kelak juga akan mati karena pada hakikatnya kita
hidup, menunggu giliran untuk mati
sehingga menjadikan kita untuk tetap dan terus mengingat ALLAH SWT. Semoga
siapapun yang mempunyai impian bisa terwujudkan ! amien.
*) mahasiswa bidik misi jurusan PGMI fakultas tarbiyah IAIN sunan
ampel surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar