Senin, 22 Oktober 2012

Ceritaku


Mengusir Kegalauan, Di Makam Sunan Ampel
Oleh: nikhayatus sholikah*)
            Minggu, 21 Oktober 2012, di pagi yang cerah dengan sedikit panas khas kota metropolitan surabaya, disaat itulah aku  di termenung menyaksikan segala apa yang dicipta NYA. Disaat itu pula q merasakan penat yang tak terkalahkan, fikiran yang sedikit mulai lengah tak terkendali, aku terus dan terus berfikir. Selama hidup di kota metropolitan aku menemukan banyak hal yang belum pernah ku jumpai sebelumnya.  Ketika terik matahari mulai mengeluarkan panasnya terlintas di benak ku untuk berziarah ke makam raden rahmat rahmatulloh yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel. bersama sahabat aku menyusuri jalur demi jalur kota surabaya dengan menggunakan angkutan kota  menikmati perjalanan yang sedikit melelahkan tapi hasilnya pun tak terlupakan.
Sambil menikmati perjalanan, aku bertemu dengan seorang anak perempuan sekitar umur 6 tahun bersama ibunya yang sedang melakukan perjalanan untuk mengemis di suatu tempat, tak sengaja aku mendengarkan perbincangan anak dan ibu pengemis itu,” ibu! Mataku kog gak sembuh sembuh ya “ kata si anak sambil mencoba menunjukan matanya yang bengkak si sebelah atas kelopak matanya, lantas sang ibu menjawab” jangan mengeluh nak, mata itu anugrah dari ALLAH ,kita harus bersyukur masih diberi mata olehnya, masih banyak teman kita yang kurang beruntung karena buta tidak bisa melihat, gimana kalau kamu gak punya mata, pasti nanti kamu gak bisa membaca dan gak bisa kuliah nantinya “ si anak pun menjawab dengan semangat” iya bu aku akan menjaga mata ini dengan baik, agar tetap bisa membaca dan bisa kuliah nanti “. Dari percakapan singkat tersebut, seorang pengemis yang hidupnya tak tentu arah dan tujuanya masih bisa bermimpi, mempunyai keinginan untuk kuliah untuk menggapai cita citanya. Di saat itu aku termenung, bagaimana jika posisi anak itu tergantikan olehku.  Masihkan aku bisa bermimipi.
 Tanpa terasa angkutan kota membawaku semakin jauh dari kampus menuju makam sunan ampel, tak lama kemudian aku menemukan seorang anak kecil di tengah-tengah trotoar dengan membawa tas kecil bersama setumpuk koran diatas tangan tanpa alas kaki, dengan wajahnya yang kusam dan sedikit hitam karena terlalu sering terkena sengatan sinar matahari si anak mengeluarkan sepatah dua kata untuk menawarkan kepada para pengendara yang berhenti di lampu merah dan kebetulan angkutan yang aku tumpangi berhenti dan si anak menyodorkan koran nya padaku, aku mencoba coba bertanya pada si anak “ untuk apa kamu menjual koran ini ?., “untuk jajan sekolah mbak “ jawab si anak emang kamu kelas berapa?” tanyaku lagi. “Kelas 3” .cita-cita mu apa “ tak ragu ragu si anak menjawab “ ingin menjadi dokter ”. lagi-lagi aku kembali termenung, jika posisi anak itu tergantikan oleh ku, apakah aku juga masih punya mimpi?. Anak tersebut merelakan kakinya lecet untk menjual koran hanya untuk uang jajan agar bisa mencapai impianya menjadi dokter.
Tak terasa perjalanan ku telah sampai di depan gerbang masuk menuju makam Sunan Ampel, hawa sejuk sudah mulai mengitari tempat disekeliling, memang di kawasan ini memiliki udara yang sejuk di tengah tengah terik panasnya kota surabaya. Aku langsung menuju tempat wudlu untuk mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat berjamaah karena kebetulan setibanya  di makam adzan dhuhur telah berkumandang. dengan aura sejuk di tambah energi positif dari masjid tertua di indonesia ini aku bertafakur, menyerahkan segala beban yang ada, menghilangkan semua kegalauan yang sempat menhampiriku ,hingga aku benar benar merasa tentram, penuh kedamaian dan ketenangan, merasakan indahnya hidup tanpa beban, seperti hanya ada aku dan sang maha khaliq. Di makam ini memiliki keistimewaan tersendiri yang dapat dijadikan  tempat pengusir kegalauan dan penentram hati. dengan berziarah ke makam para wali, kita menjadi selalu ingat bahwa kita kelak juga akan mati karena pada hakikatnya kita hidup,  menunggu giliran untuk mati sehingga menjadikan kita untuk tetap dan terus mengingat ALLAH SWT. Semoga siapapun yang mempunyai impian bisa terwujudkan ! amien.
*) mahasiswa bidik misi jurusan PGMI fakultas tarbiyah IAIN sunan ampel surabaya.

0 komentar:

Posting Komentar