Tak terasa 30 hari yang begitu mulia
telah usai kita lewati. Dengan berbekal harapan mendapat kemuliaan dari Allah
SWT, hingga umat islam berlomba-lomba beribadah kepada Allah SWT. Tak beda
dengan umat islam lainnya, ramadhan kali ini pun saya manfaatkan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, entah mengapa tak begitu bersemangat
dibandingkan dengan ramadhan tahun kemarin.
Bertepatan pada moment ramadhan kali ini, saya bersama
teman-teman yang tergabung dalam FKMB suramadu (Forum Komunikasi Mahasiswa
Bidik Misi Se-surabaya dan Madura ) tepatnya tanggal 14-21 juli 2013 mengadakan
bakti sosial di madura yang dilaksanakan di kepulauan Madura. Selama satu minggu
penuh itu pula, telah banyak pengalaman dan kenangan yang kami ukir bersama dari
berbagai kampus se Surabaya-Madura.
Seusai pulang dari madura, kali ini
saya bersama teman-teman IMAMA (Ikatan Mahasiswa Magetan) mengadakan pengajian
umum “Sambang Dakwah Ramadhan” yang dilaksanakan di desa Kambingan, Kec. Takeran,
Magetan. Dan kebetulan saya ditunjuk sebagai pembawa acara dalam pengajian
tersebut. Sedikit pengalaman sekaligus latihan buat saya untuk bisa berbicara
di depan publik.
Setelah 30 hari terlewati, dan palu
sidang istbat pun diketuk, pertanda telah memasuki tanggal 1 syawal, hari yang
kita nanti-nanti selama 30 hari pun
telah disambut dengan gema takbir yang begitu menggetarkan jiwa. Tak jauh beda dengan umat islam lainya, saya
pun turut memeriahkan gema takbir yang berkumandang dengan hati yang tak kalah gembiranya.
Seperti pada umumnya, seusai sholat
subuh dan pagi pun menjelang, saya melaksanakan sholat Ied di Masjid sebelah
barat rumah saya. dilanjutkan dengan acara slamatan hingga menyalakan
berbagai jenis petasan di depan Masjid membuat suasana pun semakin meriah.
Sesudah itu, saya pun hendak halal bihalal di rumah para tetangga. Namun,
sebelum meminta maaf kepada tetangga saya sungkem terlebih dahulu kepada bapak
dan ibu saya, memohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan saya selama satu
tahun yang lalu dan memohon doa untuk
kelancaran kuliah saya di Surabaya. Suasana pun begitu mengharukan sampai air
mata pun tak bisa terbendung.
Setelah saya sungkem dengan kedua orang
tua, gantian saya berkeliling kerumah para tetangga. Dengan baju yang sudah
sering saya pakai untuk kuliah di surabaya, karena memang saya tidak begitu tertarik membeli baju untuk
lebaran tahun ini. Saya lebih memilih menabungnya untuk kebutuhan perkuliahan
saya. Dengan sedikit bedak yang terpoles dimuka, bukannya apa apa, hanya ingin
kelihatan segar saja ketika saya berkeliling bersama keluarga, teman, dan para tetangga.(hehe)
Seusai seluruh rumah kami datangi,
saya bersama keluarga langsung menuju rumah si mbah yang tidak begitu
jauh dengan desa saya, disana menjadi moment sungkem dan bekumpul bersama. Tak
lama setelah itu,berhubung cuaca yang begitu panas membuat saya sedikit malas
untuk keluar. Akhirnya saya putuskan untuk pulang kerumah saja lalu tidur.
Malam harinya giliran saudara yang
berada di desa bayem wetan yang akan saya datangi. Tapi, lagi lagi rasa
males masih hinggap pada diri saya, hingga akhirnya saya pun tak ikut ke rumah
saudara dan memilih untuk nonton TV di rumah (tidak untuk ditiru).
Keesokan harinya berkunjung kerumah para Kiai dan lagi lagi saya tidak ikut,
hanya bapak, ibu dan kerabat kerabat lain. Kemudian malamnya saya diajak ke dalem
kiai “Singo Wali Songo” yang terletak di desa Kartoharjo. Kali ini saya
mengiyakan. Dengan menggunakan mobil tetangga saya bersilaturrahmi ke sana.
Siangnya saya dan keluarga mengadiri
reuni keluarga besar eyang KH. Syahri Musthofa yang merupakan bebuyut dari
kakek nenek kami. Jumlah baik anak, cucu,cicit dll pun sudah mencapai ratusan. Semua
berkumpul bersama keluarga baik yang rumahnya dekat maupun dari jauh. Semua
berkumpul bercengkrama bersama. Acaranya pun di isi dengan tahlil dan doa.
Setelah acara selasai saya mampir sebentar ke rumah si mbah karena ada
saudara yang kesana.
Sore hari nya saya bersama om Huda,
kak Ton dan Nida(adik keponakan) berangkat ke trenggalek untuk
silaturrahim ke rumah saudara disana sekaligus berlibur ke pantai pasir putih. Pukul
15.00 sore saya dijemput kedua kakak saya. waktu yang kurang pas untuk saya,
karena saat itu masih bermalas-malasan dan sekedar tidur-tiduran. Sebenarnya
saya tidak diperbolehkan ibu saya untuk pergi. Namun, saya memaksakan. Akhirnya
saya diperbolehkan dengan syarat tidak boleh mengeluh ketika sakit kambuh saat
pulang .
Seusai bersih diri saya bersama
kedua kakak, pergi menjeput adik saya. rencananya kami akan berangkat berempat.
Dengan menggunakan dua sepeda motor kami berangkat menuju trenggalek. Di tengah
perjalanan kak Ton dan Nida kesasar. Mereka salah jalan hingga saya dan om Huda
berhenti dan berbalik arah untuk mencari keberadaan mereka. hal itu membuat
perjalanan molor beberapa jam. Yang rencananya sampai di trenggalek pukul 18.00
molor hingga pukul 20.00. perjalanan yang melelahkan namun, kami menikmatinya.
***
Kami tiba di rumah saudara pukul
20.00 setelah isyak dengan disambut hangat pemilik rumah dan anaknya yang lucu.
Suasana yang semakin malam kami isi dengan beberapa obrolan dengan saudara
hingga tak terasa mata kami pun ngantuk hingga akhirnya kami tertidur lelap
hingga pagi menjelang. Tak sabar rasanya ingin melihat pemandangan di pantai
pasir putih. Sesudahnya bersih diri dan sarapan pagi, kami segera berpamitan
untuk berangkat menuju pantai dengan jarak tempuh kurang lebih 3jam.
Pagi yang begitu cerah menghiasi
perjalanan yang begitu menyenangkan. Tanpa ada rasa canggung atau malu-malu
kami bercanda, bergurau dan sesekali bermanja-manja karena memang kami berempat
masih saudara. Sesekali kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin, dan
berhenti di alfamart untuk membeli makanan karena dilokasi harganya bisa
mencapai dua kali lipatnya harga pada umumnya.
Tak terasa kami pun tiba di lokasi
dengan membayar tiket 10.000 per orang kami bisa menikmati pemandangan yang
begitu menakjubkan. Sungguh ciptaan Allah yang patut kita syukuri. Pertama kali
turun dari motor hawa sejuk pun telah memanjakan kami lebih dulu, pasirnya pun
bersih tempatnya juga rapi. Tak sabar rasanya ingin menceburkan diri ke dalam
lautan. Sebelum berbasah-basah kami berfoto foto untuk kenang-kenangan.
Berhubung sudah tidak sabar, saya orang
pertama kali menceburkan diri ke dalam laut, kak Ton dan om Huda masih membeli
celana pendek karena mereka tidak membawa celana ganti. Seusai proses tawar-menawar
dan berganti celana, mereka langsung menyusul menceburkan diri di lautan lepas,
berenang, bermain pasir, foto narsis, ngobrol dan bercanda bersama kak Ton, om
Huda, dan Nida di atas pasir, memanjat batu besar, mengukir nama di sebuah pohon, mengubur diri
di dalam pasir dan sesekali merasakan hantaman ombak yang begitu kuat, membuat
badan ini serasa tak berdaya sama sekali.sungguh kenangan yang begitu
menyenangkan.
Perasaan senang itupun membutakan
kami akan waktu. Tak terasa mulai pukul 09.00-14.00. ya, 5 jam berlalu dengan
perasaan lepas seakan segala beban pikiran hilang seiring hempasan ombak di
pantai pasir putih. Kami pun masih belum puas dan masih ingin menikmati ombak
yang begitu ngangeni itu. Tapi waktu yang semakin mendekati sore membuat
kami segera bergegas mentas dari
dalam air dan melanjutkan petualangan kami.
Kami segera mandi dan ganti baju,
lalu hang out menuju “guo lowo” yang tidak jauh dari lokasi pantai. Dengan
perjalanan kurang lebih setengah jam kami sampai di tempat dimana sarang
kelelawar raksasa ada disana. Di tengah perjalanan kami melihat penjual durian,
kami berhenti sebentar untuk membelinya. namun karena bukan musimnya,
penjualnya pun menaikkan harga yang tidak wajar, dan berhubung kami kepengen
akhirnya harga 55.00 pun kami setujui.
Kami berempat masuk dengan membayar tiket
sebesar 10.000 per orang. Berjalan menyusuri jalan setapak sempit menuju badan
goa. Sebelum sampai di badan goa kami beristirahat ditempat yang memang disediakan
untuk beristirahat. Dengan ditemani makanan ringan yang kami bawa,kami mengobrol
santai di dalam goa. Ketika hendak melanjutkan perjalanan tiba-tiba om Huda
mencari-cari kunci sepeda motor yang nihil di kantongnya. Akhirnya dengan
perasaan kurang tenang kami berempat memutuskan untuk tidak melanjutkan
perjalanan menyusuri goa dan memilih untuk kembali menuju parkir mencari kunci
sepada motor.
Ternyata kunci yang kita cari
tertinggal di sepeda motor yang kami parkir. Perasaan sedikit lega setelah
menemukan kunci motor tersebut. Setelah itu kami sekedar nyantae duduk dibawah
pohon beringin dan membelah duren yang kita beli diperjalanan. Ternyata harga
yang begitu mahal tak sesuai dengan kualitas duren yang kita beli tadi. Buah
yang belum matang membuat rasanya seperti nangkamentah,bahkan nangka mentah pun
masih ada rasa manisnya, sedangkan itu tak ada rasanya sama sekali. Saat itu
pula kami sadar kalau ternyata kami dibohongi oleh penjual nya. Tapi tidak apa
apa, hitung hitung sedekah dan penjualnya lah yang akan menanggung dosanya,
bukan begitu ?
Waktu yang semakin sore mengharuskan
kami untuk melanjutkan perjalanan untuk pulang. Rencana mau mampir ke rumah
teman pun kami urungkan, karena takut kamaleman tiba dirumah. Ditengah perjalanan
kami berhenti di SPBU untuk mengisi bensin sekaligus sholat lalu melanjutkan
perjalanan kembali. Disaat jalan raya ramai tak sengaja motor yang saya dan kak
Ton tumpangi hampir menabrak ibu-ibu yang sedang menyebrang jalan. Dan
untungnya belum sampai tertabrak.syukurlah, sebuah peringatan untuk lebih
berhati hati lagi.
Waktu terus berlalu kami pun terus
menikmati perjalanan pulang hingga petang. Sehabis maghrib kami sampai di
alun-alun Ponorogo. Kami pun mampir untuk mencari makan karena perut kami sudah
keroncongan. kak Ton dan om Huda mencari kaos reog ponorogo. Nida membeli tas
dan kacamata, saya pun kepengen sepatu sket dan akhirnya kak ton membelikanya
untukku.
Setelah
puas berkeliling kami melanjutkan perjalanan pulang. Hingga akhirnya pukul
22.15 kami tiba dirumah dengan selamat. Sungguh perjalanan yang melelahkan
namun menyenangkan, bersama kakak-kakak dan adik saya berpetualang mengukir
kenangan indah yang tak akan terlupakan. Semoga tahun depan dapat mengulang
kembali kenangan itu. I love u all !
Magetan, 8-9 August 2013.
NIKHAYATUS. S, Anak
seberang utara tanah Magetan